Paket Stimulus Ekonomi Gagal Dukung Tindakan Atasi Perubahan Iklim

- 12 Februari 2021, 19:31 WIB
Ilustrasi bumi mengalami pemanasan global/Geralt/Pixabay
Ilustrasi bumi mengalami pemanasan global/Geralt/Pixabay /

WARTA PONTIANAK - Paket stimulus besar-besaran pascapandemi sebagian besar gagal mendukung tindakan mengatasi perubahan iklim atau menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati, tetapi jumlah pengeluaran hijau perlahan-lahan meningkat, menurut sebuah penelitian.yang diterbitkan pada Jumat.

Para pendukung tindakan cepat untuk memangkas emisi yang memanaskan planet melihat paket tersebut sebagai peluang sekali dalam satu generasi untuk berinvestasi pada skala yang diperlukan untuk menghasilkan pergeseran ke ekonomi rendah karbon untuk menghindari bencana pemanasan global.

Dari total 14,9 triliun dolar ( Rp210 kuadriliun) pengeluaran stimulus yang diumumkan secara global sejak pandemi dimulai, sejauh ini 1,8 triliun dolar (Rp25,2 kuadriliun) digunakan untuk mengurangi dampak dari sektor-sektor pencemar seperti energi, transportasi, industri, pertanian dan limbah, menurut laporan itu.

Baca Juga: Cemari Lingkungan Hingga Sebabkan Air Berminyak, Warga Desak PT EUP Ditutup

Namun, langkah negara-negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, Cina, Jepang dan lainnya untuk mendukung sektor-sektor seperti energi terbarukan, kendaraan listrik atau penghijauan menunjukkan pemulihan menjadi lebih hijau, kata studi oleh lembaga pemikiran Vivid Economics and Finance for Biodiversity itu.

"Kami melihat momentum membangun menuju paket stimulus yang lebih hijau, tetapi jalan masih panjang," kata Jeffrey Beyer, seorang ekonom di Vivid Economics dan salah satu penulis laporan itu, yang dikenal sebagai Greenness of Stimulus Index, kepada Reuters, yang dilansir dari Antara, Jumat 15 Februari 2021.

Baca Juga: Peringati Hari Pers Nasional Saat Pandemi, Wagub Kalbar : Terima Kasih Insan Pers

Meskipun pengeluaran AS sejauh ini berlangsung seperti tahun-tahun sebelumnya, langkah Presiden Joe Biden untuk bertindak terkait perubahan iklim dan perlindungan lingkungan sejak menjabat pada Januari secara tajam meningkatkan peringkat negara itu.

Peringkat Kanada juga naik setelah pemerintah mengumumkan berbagai investasi hijau di berbagai sektor termasuk efisiensi energi dan restorasi ekosistem.

Jepang menduduki peringkat negara stimulus hijau teratas di Asia setelah mengadopsi langkah-langkah yang dirancang untuk meningkatkan energi dan transportasi yang lebih bersih, meskipun kenaikannya sebanding dengan dukungan berkelanjutan negara itu untuk bahan bakar fosil.

Baca Juga: Cari Simpati Publik, Junta Militer Myanmar Beri Grasi 23.314 Tahanan Politik

Skor China, juga terbebani oleh dukungannya untuk industri berat, meningkat karena rencana perluasan tenaga angin dan surya.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x