Aktivis Pemuda Unjuk Rasa Protes Terlambatnya Penanganan Iklim di KTT COP26 PBB

- 5 November 2021, 23:11 WIB
Ilustrasi unjuk rasa
Ilustrasi unjuk rasa /Joshua Santos/Pexels/

WARTA PONTIANAK - Aktivis pemuda mengambil alih KTT COP26 PBB di Skotlandia untuk memprotes kurangnya tindakan berbahaya oleh para pemimpin atas perubahan iklim.

Demonstrasi selama dua hari tersebut, termasuk pawai mahasiswa pada hari Jumat 5 November 2021 waktu setempat yang dipimpin oleh Greta Thunberg. Direncanakan, demonstrasi itu juga untuk menyoroti keterputusan antara laju penurunan emisi glasial dan keadaan darurat iklim yang sudah membanjiri negara-negara di seluruh dunia, dengan ribuan orang diperkirakan akan ambil bagian.

“Kami mengharapkan banyak orang untuk datang dan bergabung dengan kami di jalan-jalan, dan tidak hanya pemuda tetapi juga orang dewasa yang mendukung pemuda, dan orang dewasa yang menginginkan aksi iklim,” ujar aktivis pemuda Isabelle Axelsson seperti dilansir dari Reuters.

"Reli hari Jumat datang pada akhir minggu pertama pembicaraan COP26 di Glasgow," lanjutnya.

Baca Juga: Setahun Memasuki Perang, Nasib Pasukan Federal Tigray Menjadi Misteri

KTT ini bertujuan untuk mendapatkan cukup janji dari pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama dari bahan bakar fosil  untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata menjadi 1,5 derajat Celcius  yang menurut para ilmuwan merupakan titik kritis menuju jauh cuaca lebih ekstrim. 

Sejauh ini, KTT telah menghasilkan kesepakatan untuk mencoba menghapus batu bara selama tiga dekade ke depan, mengurangi deforestasi dan mengekang metana, gas rumah kaca yang jauh lebih kuat jika berumur pendek daripada karbondioksida.

Ia menyebut, ini juga telah menunjukkan berbagai janji keuangan, yang membangkitkan harapan bahwa komitmen nasional untuk menurunkan emisi benar-benar dapat dilaksanakan.

Sementara, Kepala Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan, bahwa janji pengurangan emisi yang dibuat sejauh ini, dan jika semua dilaksanakan akan berpotensi membatasi pemanasan hingga 1,8 derajat celcius. Tetapi beberapa negosiator PBB dan organisasi nirlaba mengatakan, bahwa penilaian itu terlalu cerah dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x