Jepang Dilaporkan akan Buang Air Kontaminasi Nuklir ke Laut

- 16 Oktober 2020, 23:30 WIB
Ilustrasi bendera Jepang
Ilustrasi bendera Jepang /Pixabay/WARTA PONTIANAK

Aktivis lingkungan telah menyatakan penolakan yang keras terhadap proposal tersebut. Sementara nelayan dan petani juga telah menyuarakan ketakutan mereka bahwa konsumen akan menghindari makanan laut dan hasil bumi dari daerah tersebut.

Pemerintah Jepang telah membahas masalah ini selama lebih dari tiga tahun, tetapi keputusan menjadi mendesak karena ruang untuk menyimpan air, yang juga termasuk air tanah dan hujan yang merembes ke pabrik setiap harinya.

Baca Juga: Sebut Presiden Jokowi Sadar Omnibus Law Pasti akan Didemo, Sofyan Djalil: Ini Visi Negarawan!

Baca Juga: Rasakan Sensasi SuperSmooth RELX Infinity Hanya Rp 135.000 [PR]

Sebagian besar isotop radioaktif telah dihilangkan melalui proses filtrasi ekstensif, tetapi masih tersisa satu, yang disebut tritium. Radioaktif ini tidak dapat dihilangkan dengan teknologi yang ada saat ini.

Pada Januari 20202 lalu, Panel ahli Jepang menyarankan bahwa membuang air ke laut adalah pilihan yang layak karena metode ini juga digunakan di reaktor nuklir biasa.

"Tritium hanya berbahaya bagi manusia dalam dosis yang sangat besar," kata para ahli.

Baca Juga: Covid-19 Menyebar di Ponpres, Puluhan Ribu Masker Dibagikan

Badan Energi Atom Internasional berpendapat bahwa air yang disaring dengan benar dapat diencerkan dengan air laut dan kemudian dilepaskan dengan aman ke laut.

Yomiuri melaporkan bahwa air akan diencerkan di dalam fasilitas sebelum dilepaskan sehingga konsentrasinya 40 kali lebih sedikit, dengan keseluruhan proses memakan waktu 30 tahun.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x