WARTA PONTIANAK - Bagi masyarakat melayu yang ada di Nanga Tikan, kabupaten Sintang, tradisi 'Beroah' sudah tidak asing lagi. Acara ini biasanya digelar oleh masyarakat pada saat merayakan hari raya Idul Fitri.
Baca Juga: Dua Pejabat Kodam IV Diponegoro Cek Anggota TNI di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Nanga Tikan adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang dan memiliki penduduk dengan mayoritas suku melayu.
Tradisi Beroah tidak jauh berbeda dengan tradisi Tahlilan yaitu bertujuan untuk mendoakan orang yang telah meninggal.
Tidak hanya itu, tradisi Beroah juga bertujuan untuk memelihara dan menjalin hubungan silaturahmi serta menyambung hubungan kekerabatan dan persaudaraan antar umat Islam.
Tradisi Beroah merupakan sikap berbakti kepada orang tua dan berbuat baik kepada saudara dan kerabat. Karena dalam acara Beroah, keluarga berkumpul dan mengundang warga desa untuk mengirim doa kepada orang tua, saudara, dan keluarga, baik yang sudah meninggal maupun yang belum.
Baca Juga: Viral Video Pengendara Motor yang Melaju di Tol JORR Bintaro, Polisi: Sedang Kita Cari
Dimulai setelah sholat Idul Fitri, banyak keluarga yang membuat acara Beroah dan mengundang warga kampung untuk datang kerumah.