Peran Perempuan Sambas Menjaga Lingkungan, Sumber Penghidupan, dan Warisan Tradisi

- 31 Januari 2022, 18:40 WIB
Ibu Budiana, Penenun Lunggi dari Sambas
Ibu Budiana, Penenun Lunggi dari Sambas /Gemawan/Warta Pontianak

Intenet, misalkan, dijadikan sebagai pewarna alami setelah para perempuan penenun ini berinteraksi dengan Merdi Sihombing, salah satu desainer terkemuka Indonesia. 

Padahal sebelumnya daun intenet hanya dimanfaatkan sebagai obat sakit perut. Mengetahui manfaat lain intenet, para perempuan ini mengembangkan intenet di sekitar rumah untuk melestarikan tanaman satu ini. 

Praktik-praktik tersebut mengurangi penggunaan bahan kimia anorganik yang pada gilirannya berkontribusi pada pelestarian lingkungan mereka.

Penenun lokal juga dilatih sebagai instruktur tenun untuk berbagi praktik baik dan berkolaborasi dengan anggota dan komunitas mereka. 

Salah satunya adalah Budiana, perempuan kelahiran Sambas, 52 tahun lalu yang kini menetap di Dusun Keranji, Desa Tanjung Mekar, Kecamatan Sambas. Karena himpitan ekonomi yang dialami keluarganya ketika kecil, Budiana tak bisa menamatkan pendidikan dasarnya. 

Untuk membantu ekonomi keluarga, ia mempelajari teknik menenun dan menjadi penenun pada usia 20 tahun. Saat itu, ia masih bekerja sebagai tenaga upahan.

Budiana melangkah pasti merajut kisahnya dengan lunggi. Ia masih tetap konsisten saat ini bersama 20-an orang mitra penenunnya menjaga lingkungan dan tradisinya. Pengetahuan yang diperoleh itu ia bagikan dan praktikkan melalui sulamannya. 

Baca Juga: Satgas Pantau Posko Covid Desa di Tebas

Tak ada yang menyangka bahwa ia yang dulu hanya berprofesi sebagai tenaga upahan menenun kini mampu menaungi banyak kehidupan. Ia juga aktif mengorganisir para perempuan bersama Serikat Perempuan Pantai Utara (Serumpun) di Kabupaten Sambas.

Melalui tenun dengan pewarna alam, telah banyak prestasi yang ditorehkannya, seperti UNESCO Award (Award of Excellence for Handicraft tahun 2012 South-East Asia Programme) untuk kain dengan motif ulat mate ayam; penghargaan dari Cita Tenun Indonesia (CTI); Award of Excellent for Handicraft 2014 World Craft Council (WCC) Award. Yang tak kalah istimewa, kain lunggi motif ulat mate ayam kini dijadikan tugu yang berada di tengah-tengah Jalan Pembangunan, Kabupaten Sambas. 

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x