Dewan Pendidikan Kritik Disdik Kayong Utara Gelar Kegiatan Mewah

- 28 Mei 2023, 12:46 WIB
Salah satu infrastruktur sekolah yang rusak di kku dan kemegahan acara gebyar pendidikan
Salah satu infrastruktur sekolah yang rusak di kku dan kemegahan acara gebyar pendidikan /kolase foto/

WARTA PONTIANAK – Kemewahan panggung acara Gebyar Pendidikan Tahun 2023 menyisakan kisah pilu bagi anggota Dewan Pendidikan Kecamatan Simpang Hilir, Abdul Rani. 

Abdul Rani yang juga tokoh pemekaran Kabupaten Kayong Utara ini mengatakan, kemeriahan dan kemegahan panggung acara yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kayong Utara tersebut berbanding terbalik dengan kondisi dunia pendidikan di Kabupaten Kayong Utara saat ini.

Menurut Abdul Rani, hingga saat ini masih banyak ditemui sekolah - sekolah yang tak layak. Bahkan, masih banyak guru - guru yang mendapat upah tak layak, khsusunya guru - guru honorer atau kontrak.

"Ada beberapa hal yang harus lebih diutamakan. Terutama berkaitan masih ada gedung - gedung sekolah yang perlu perhatian. Alangkah eloknya dana tersebut digunakan untuk memperbaiki insprastruktur sekolah yang rusak. SDN 32 Jelutung itu, mereka masih menggunakan tenda untuk belajar, kenapa itu tidak diprioritaskan dulu, ketimbang kita berhura - hura, menghabiskan dana," tegas Abdul Rani.

Lebih lanjut diakui Abdul Ranj, Gebyar Pendidikan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara merupakan hal positif, namun kemegahan acara tersebut tak sejalan dengan kondisi dunia pendidikan di Kabupaten Kayong Utara saat ini.

"Gebyar Pendidikan itu bagus, namun perlu diutamakan ini insfrastruktur pendidikan. Kalau saya lihat tidak sedikit dana yang digunakan, namun saya pernah tanya ke Kepala Dinas Pendidikan, katanya (Kadisdik) itu dana kegiatan tidak menggunakan dana APBD, kita tidak tahu juga memakai dana apa," tuturnya.

Baca Juga: Dinas Pendidikan Kayong Utara Tunggu Penyerahan Aset SDN 14 Trans Sukabaru

Dari hasil monitoring di lapangan, Abdul Rani mengaku masih banyak menemukan sekolah - sekolah pendalaman yang tak layak, sehingga kondisi tersebut seharusnya menjadi perhatian khusus Dinas Pendidikan.

"Kami dewan pendidikan setiap 3 bulan sekali melakukan monitoring dan evaluasi ke sekolah - sekolah. Kami melihat masih banyak temukan sekolah -  sekolah yang rusak, terutama sekolah - sekolah di pedalaman yang tak tersentuh," tutupnya. ***

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x