Prostitusi Online dan Lokalisasi Berkedok Karaoke Marak di Ketapang

- 21 Oktober 2020, 21:42 WIB
Lokalisasi prostitusi berkedok Karoke di Kabupaten Ketapang
Lokalisasi prostitusi berkedok Karoke di Kabupaten Ketapang /Rossi Yulizar/WARTA PONTIANAK

WARTA PONTIANAK - Praktik prostitusi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat masih marak. Baik melalui online maupun lokalisasi berkedok tempat karaoke. Hal ini membuat masyarakat resah dan mempertanyakan kinerja aparat penegak hukum serta pemerintah setempat.

"Kafe remang-remang yang diduga sebagai tempat prostitusi memang banyak di Ketapang. Seperti kawasan yang biasa dikenal Kolam, Terminal dan Sentap. Bahkan sampai ke kawasan Indotani," ujar Syarif Fadli, satu di antara warga Ketapang kepada awak media, Rabu, 21 Oktober 2020.

Mahasiswa Universitas Negeri Ketapang Syarif Fadli ini mengatakan, ada kesan pembiaran dari pihak terkait.

"Setahu saya tak pernah ditertibkan. Padahal, pejabat ada yang lewat jalan daerah itu," kesalnya.

Berdasarkan penelusuran Warta Pontianak, banyak juga akun media sosial yang menawarkan layanan prostitusi. Fadli mengiyakan hal tersebut. Karena dirinya sempat iseng dan mencoba menggunakan media sosial platform michat, tantan, dan lain sebagainya.

"Kalau secara online lebih parah lagi, mereka terang-terangan menjual diri dengan patokan harga di media sosial. Bahkan lengkap dengan kamar yang sudah disediakan oleh para pekerja seks komersial itu. Parahnya, ada yang mengaku masih berstatus pelajar dan di bawah umur," ujarnya.

Tokoh Masyarakat Kabupaten Ketapang, Isa Anshari juga kecewa dengan kesan pembiaran ini. Dikatakan dia, keberadaan lokasi prostitusi terselubung di Kota Ketapang ini memang sudah berjalan puluhan tahun. Dengan dalih membuka tempat karaoke dan menyediakan minuman keras serta pelayan wanita berpakaian seksi untuk menarik pelanggan.

"Untuk lokasi kafe remang-remang, dan fasilitas karaoke di Sentap, Terminal, Kolam, dan kawasan Indotani, memang sudah beroperasi puluhan tahun silam. Memang tidak pernah ditertibkan oleh pemerintah daerah, bahkan aparat terkait," ungkap Isa.

Dirinya juga menilai, ada dugaan permainan antara para pelaku seks komersial dan pengelola hotel dalam menjalankan bisnis lendir ini. Serta dugaan adanya keterlibatan oknum aparat dan pemerintah daerah, yang menerima setoran dari sejumlah lokasi prostitusi berkedok kafe dan karaoke. Sehingga dapat terus beroperasi dengan terbuka di tengah Kota Ketapang.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x