Sejarah PMII: Gerakan Mahasiswa Islam yang Berkomitmen pada Keberagaman dan Keadilan

5 Maret 2024, 20:30 WIB
Bendera PMII Cabang Bone /

WARTA PONTIANAK – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) didirikan pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya.

Kelahiran PMII diprakarsai oleh para mahasiswa Islam dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya, yang terinspirasi oleh nilai-nilai Islam dan semangat perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.

Kongres Pertama PMII diadakan di Semarang pada tanggal 24-28 Desember 1960. Kongres ini merupakan puncak dari berbagai pertemuan dan diskusi para mahasiswa Islam yang ingin mendirikan organisasi yang memperjuangkan kepentingan umat Islam dan bangsa Indonesia.

Beberapa tokoh penting yang berperan dalam pendirian PMII antara lain

Mahbub Djunaidi: Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Idham Chalid: Ketua Umum PBNU periode 1956-1971.

Subchan ZE: Tokoh Muhammadiyah dan aktivis pergerakan mahasiswa.

Deklarasi Kebangsaan PMII

Kongres Pertama PMII menghasilkan Deklarasi Kebangsaan PMII yang menegaskan komitmen PMII terhadap:

Islam: PMII berlandaskan pada Islam dan bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat Islam yang adil dan makmur.

Pancasila: PMII menerima dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

UUD 1945: PMII berpegang teguh pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia.

Deklarasi Kebangsaan PMII ini menjadi landasan ideologi dan perjuangan PMII hingga saat ini.

Baca Juga: Muscab IKA-PMII Singkawang, Alumni Harus Siap Berkompetisi

Peran PMII dalam Era Orde Lama

Pada era Orde Lama, PMII aktif dalam berbagai kegiatan politik dan sosial, seperti:

Menuntut demokrasi dan keadilan sosial: PMII terlibat dalam berbagai aksi demonstrasi untuk menuntut demokrasi dan keadilan sosial.

Melawan korupsi dan kolusi: PMII aktif dalam gerakan anti-korupsi dan kolusi yang marak pada masa Orde Lama.

Memperjuangkan kesejahteraan rakyat: PMII terlibat dalam berbagai kegiatan untuk membantu rakyat miskin dan marginal.

PMII juga aktif dalam kegiatan dakwah dan pengembangan kader. PMII mengadakan berbagai seminar, pelatihan, dan pengajian untuk meningkatkan pemahaman kadernya tentang Islam dan peran mereka dalam masyarakat.

Masa Represi dan Kemunduran

Pada masa Orde Baru, PMII mengalami masa represi dan kemunduran. Pemerintah Orde Baru melarang kegiatan politik PMII dan membubarkan beberapa pengurusnya. Akibatnya, banyak aktivis PMII yang dipenjara atau dipaksa untuk keluar dari organisasi.

Baca Juga: Biografi Menag Baru Gus Yaqut: Aktivis PMII, Ketum Ansor hingga Panglima Tertinggi Banser

Meskipun mengalami represi, PMII tetap eksis dan terus berjuang untuk cita-citanya. PMII melakukan kegiatannya secara underground dan menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi lain yang memperjuangkan demokrasi dan keadilan sosial.

Kebangkitan dan Reformasi

Setelah runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, PMII kembali bangkit dan aktif dalam kegiatan politik dan sosial. PMII terlibat dalam berbagai gerakan reformasi, seperti:

Menuntut demokratisasi dan penegakan hak asasi manusia: PMII aktif dalam gerakan reformasi untuk menuntut demokratisasi dan penegakan HAM.

Melawan korupsi dan kolusi: PMII terus aktif dalam gerakan anti-korupsi dan kolusi.

Memperjuangkan kesejahteraan rakyat: PMII terlibat dalam berbagai kegiatan untuk membantu rakyat miskin dan marginal.

mahasBaca Juga: Ingin Sampaikan Aspirasi ? Ini Dia Tahapannya, Mahasiswa Wajib Tau

PMII juga kembali aktif dalam kegiatan dakwah dan pengembangan kader. PMII mengadakan berbagai seminar, pelatihan, dan pengajian untuk meningkatkan pemahaman kadernya tentang Islam dan peran mereka dalam masyarakat. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon

Tags

Terkini

Terpopuler