Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer Sebabkan Kemandulan! Cek Faktanya di sini

- 16 Desember 2020, 22:37 WIB
Tangkapan layar Facebook Ania Ostrowski
Tangkapan layar Facebook Ania Ostrowski /Edho Sinaga/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Pengguna Facebook Ania Ostrowski mengunggah sebuah foto artikel yang menunjukkan pernyataan Ketua Tim Peneliti Pfizer bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.

Dalam artikel tersebut, dijelaskan bahwa vaksin yang dimaksud adalah vaksin berbasis mRNA yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech. Artikel tersebut juga menyatakan bahwa vaksin mRNA akan memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike yang terkandung dalam virus SARS-CoV-2, yang akan berdampak bagi protein pembentuk plasenta bagi perempuan sehingga dapat menyebabkan kemandulan.

Baca Juga: Konsumsi Campuran Air Kelapa, Jeruk Nipis, Garam dan Madu Sembuhkan Covid-19, Apa Benar?

Berikut narasi lengkapnya:

(Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

“Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan

Vaksin tersebut mengandung protein Spike yang disebut sebagai syncytin-1, dan berperan penting dalam pembentukan plasenta bagi perempuan. Jika vaksin ditujukan untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike, maka vaksin juga akan mempengaruhi sistem daya tahan tubuh perempuan untuk menyerang syncytin-1, yang akan menyebabkan kemandulan bagi perempuan dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.

Proses vaksinasi diharapkan dapat memperkuat sistem daya tahan tubuh terhadap protein Spike yang terkandung dalam virus SARS-CoV-2. Akan tetapi, protein Spike juga mengandung protein syncytin-homologous yang berperan penting dalam pembentukan plasenta dalam tubuh mamalia seperti manusia. Penggunaan vaksin yang dapat menyebabkan reaksi imun terhadap syncytin-1 harus dilarang, sebab dapat mengakibatkan kemandulan bagi perempuan dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.

Vaksin mRNA yang dikembangkan oleh BioNTech/Pfizer mengandung polyethylene glycol (PEG). 70% orang memiliki sistem daya tahan tubuh terhadap kandungan ini – ini berarti banyak orang dapat memiliki reaksi alergi yang dapat berakibat fatal setelah divaksin.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah