Kuda Lumping, Seni Tari Kuda Dengan Spiritualitas dan Keunikan Lokal

- 23 Mei 2024, 11:30 WIB
Ilustrasi penari kuda lumping
Ilustrasi penari kuda lumping /pexels.com/MasBet Christianto/

WARTA PONTIANAK – Kuda Lumping, juga dikenal sebagai Jaran Kepang atau Jathilan, adalah seni tari tradisional Jawa yang enerjik dan penuh daya tarik.

Tarian ini menampilkan sekelompok prajurit yang seolah-olah menunggang kuda, padahal kuda yang mereka gunakan terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya.

Kuda Lumping tidak hanya seni tari biasa, tetapi juga mengandung unsur cerita, kepercayaan, dan ritual yang membuatnya semakin unik dan menarik.

Asal Usul dan Makna yang Beragam

Asal usul pasti Kuda Lumping masih diperdebatkan. Ada yang berpendapat berasal dari daerah Yogyakarta, namun beberapa daerah lain seperti Ponorogo, Kediri, dan Banyuwangi juga memiliki klaim dan kekhasan tersendiri dalam seni tari ini.

Akibatnya, makna yang terkandung dalam Kuda Lumping pun bisa sedikit berbeda di tiap daerah.

Representasi Semangat Perjuangan:

Di beberapa daerah, Kuda Lumping dipercaya sebagai representasi semangat perjuangan para pahlawan.

Baca Juga: Keistimewaan Tari Piring, Perpaduan Keanggunan, Ketegasan, dan Nilai Budaya

Misalnya, masyarakat di daerah Ponorogo sering mengaitkan Kuda Lumping dengan pemberontakan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda. Atraksi kuda lumping yang energik dan penuh semangat ini dianggap sebagai representasi kegigihan para pejuang tersebut.

Unsur Spiritual dan Ritual:

Pandangan lain mengaitkan Kuda Lumping dengan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap roh leluhur dan makhluk halus. Kuda lumping dianggap sebagai media untuk berkomunikasi dengan mereka.

Hal ini terlihat dari adanya ritual tertentu yang dilakukan sebelum atau sesudah pertunjukan di beberapa daerah. Misalnya, di daerah Banyuwangi, kuda lumping sering ditampilkan dalam upacara bersih desa sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan penjaga desa.

Baca Juga: Beredar Isu Kayong Utara Akan Kembali ke Ketapang, Begini Penjelasan Penggiat Sosial Budaya

Atraksi yang Memukau dan Penuh Detail

Pertunjukan Kuda Lumping tak sekadar penari yang menunggangi kuda anyaman. Ada banyak detail menarik yang membuat tarian ini semakin memikat:

Properi Kuda yang Unik:

Kuda dalam Kuda Lumping bukanlah kuda sungguhan, melainkan kuda tiruan yang disebut "jaran kepang." Kuda kepang dibuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya, dibentuk menyerupai kuda, dan dihias dengan apik.

Hiasannya bisa berupa kain berwarna warni, manik-manik, ekor dari pelepah kelapa, hingga rambut buatan dari tali plastik yang dikepang atau digelung, sesuai dengan julukannya "kepang."

Kostum Penari yang Penuh Warna:

Para penari Kuda Lumping biasanya mengenakan pakaian adat Jawa yang cerah dan sedap dipandang. Misalnya, di daerah Yogyakarta dan Kediri, penari Kuda Lumping biasanya mengenakan pakaian adat Jawa Tengah yang didominasi warna cokelat tanah dan hijau. Sedangkan di daerah Banyuwangi, penari Kuda Lumping justru memakai udeng (topi) berwarna merah dan rompi penuh hiasan sebagai ciri khas daerah Osing.

Baca Juga: Memahami Akulturasi: Sebuah Perpaduan Budaya yang Dinamis dan Kompleks

Gaya Tari yang Energik dan Beragam:

Pertunjukan Kuda Lumping dipenuhi dengan gerakan tari yang energik dan dinamis, namun gaya gerakannya bisa berbeda-beda tergantung pada daerah. Di Yogyakarta, gerakan Kuda Lumping cenderung lebih tenang dan fokus pada penceritaannya.

Sementara di daerah Ponorogo, gerakan Kuda Lumping lebih akrobatik dan atraktif, dengan para penari yang berjingkrak-jingkrak, berputar, bahkan tiduran di atas kuda lumping sambil tetap mengikuti alunan musik pengiring.

Musik Pengiring yang Semarak:

Irama musik memegang peranan penting dalam memeriahkan suasana Kuda Lumping. Alat musik yang biasa digunakan sebagai pengiring Kuda Lumping antara lain gamelan, angklung, kendang, dan beberapa daerah bahkan ada yang menggunakan reog (sejenis gambang). Alunan musik yang energik dan penuh semangat ini semakin membuat para penari bersemangat menari.

Baca Juga: Bupati Kapuas Hulu Apresiasi Panglima Jilah Yang Konsentrasi dengan Adat dan Budaya

Ritual Kuda Lumping yang Unik:

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Kuda Lumping di beberapa daerah memiliki ritual tersendiri. Di daerah Ponorogo, ada ritual "pembersihan" kuda lumping sebelum pertunjukan.

Ritual ini bertujuan untuk membersihkan kuda lumping dari hal-hal negatif dan memohon keselamatan selama pertunjukan. Sedangkan di daerah Banyuwangi, ada tradisi "menaiki" kuda lumping yang konon dapat membawa kesembuhan bagi orang yang sakit. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah