Dirjen WHO Tunggu Kepemimpinan Indonesia di G20 pada 2022

- 10 Desember 2020, 20:21 WIB
Tangkapan Layar: Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutan pada pembukaan Bali Democracy Forum ke-13 di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12/2020), lewat tayangan video yang disiarkan di kanal Youtube resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Tangkapan Layar: Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutan pada pembukaan Bali Democracy Forum ke-13 di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12/2020), lewat tayangan video yang disiarkan di kanal Youtube resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. /(ANTARA/Genta Tenri Mawangi)/


WARTA PONTIANAK - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 mengatakan ia menanti kepemimpinan Indonesia di G20 untuk periode 2022 dan berharap Indonesia dapat memperkuat solidaritas negara-negara di Asia Pasifik.

"WHO menanti saat bekerja sama dengan Indonesia saat Indonesia memimpin G20 pada 2022 dan berharap Indonesia tetap berkomitmen memelihara solidaritas di kawasan demi membangun Asia Pasifik yang lebih sehat, aman, dan berkelanjutan," kata Tedros lewat sambutannya pada pembukaan BDF ke-13 di Nusa Dua, Bali, Kamis 10 Desember 2020 sebagaimana diberitakan wartapontianak.pikiran-rakyat.com dikutip dari Antara.

Baca Juga: Video dan Lirik Lagu ‘Saben Malam Jumat’

Tedros dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memberi kata sambutan pada pembukaan Bali Democracy Forum ke-13 di hadapan ratusan delegasi asing yang mengikuti acara lewat aplikasi video konferensi dan secara langsung di Nusa Dua, Bali.

Keduanya memberi sambutan lewat tayangan yang telah direkam sebelumnya dan disiarkan pada acara pembukaan.

Dalam kesempatan itu, Tedros menyambut baik acara Bali Democracy Forum dan menyebutkan demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik dan aturan hukum merupakan faktor penting yang membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, pelindungan terhadap lingkungan, dan mengurangi kesenjangan.

Dampak pandemi Covid-19 yang dialami warga di lebih dari 200 negara menunjukkan sektor kesehatan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas ekonomi dan politik, khususnya pelaksanaan nilai-nilai demokrasi di masyarakat, terang Tedros.

"Nyawa dan sumber pendapatan banyak yang hilang, stabilitas sosial, politik, dan ekonomi pun terancam oleh virus (SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, red) yang mewabah di tengah tingginya kesenjangan antarnegara, khususnya terkait kapasitas sistem kesehatan," kata dia menjelaskan.

Demi mengatasi krisis, Tedros mengatakan vaksin, obat-obatan, dan peralatan lain terkait penanganan Covid-19 merupakan barang milik bersama yang tidak dapat dikuasai oleh pribadi, kelompok, atau negara tertentu.

"Covid-19 adalah krisis global sehingga vaksin, obat-obatan, dan peralatan lainnya harus dibagi merata mengingat itu semua adalah barang milik bersama, bukan komoditas milik pribadi," kata Tedros di hadapan sejumlah delegasi asing yang menghadiri acara Bali Democracy Forum secara langsung di Nusa Dua, Bali.

Halaman:

Editor: Suryadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x