Aspirasi DPRD Jangan Hanya Parit, Fatul Bahri : Peningkatan SDM Petani Juga Harus Dilakukan

- 4 Juni 2023, 17:36 WIB
Fatul Bahri, Kepala Bidang Penyuluh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kayong Utara, saat memberikan materi kepada petani di sekolah lapang Sukadana
Fatul Bahri, Kepala Bidang Penyuluh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kayong Utara, saat memberikan materi kepada petani di sekolah lapang Sukadana /Julizal/

WARTA PONTIANAK – Menanggapi statement Anggota DPRD Kayong UtaraBung Tomo beberapa waktu lalu, yang menyesalkan tingginya potongan proyek di Dinas Pertanian dan Pangan kabupaten Kayong Utara¸ Kepala Bidang Penyuluh, Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara Fatul Bahri menjelaskan bahwa bicara masalah pembangunan pertanian itu, bukan hanya bicara masalah aspirasi, tapi bicara bagaimana menyamakan persepsi antara legeslatif dan birokrasi.

"Dinas Pertanian bukan hanya bicara masalah aspirasi, infrastruktur, maupun sarana prasarana, tetapi juga bicara tentang kondisi sumberdaya manusia petani itu sendiri dan komuditi apa yang harus dikembangkan. Nah ini harus satu kesatuan, jadi jangan bicara bangun parit jak. Sementara yang terjadi, banyak bangun parit, sedangkan Dinas Pertanian juga punya target dan punya perencanaan," ucap Fatul Bahri.

ia lantas mencotohkan salah satu wilayah dimana lahan pertaniannya kerap menjadi target aspirasi anggota DPRD berupa galian parit yang dirasa menjadi salah satu penyebab gagal panen di daerah tersebut.

"Contohnya di Pulau Maya yang memiliki banyak parit. Sudah berapa ribu meter panjang parit di Pulau di area persawahannya, terus bagaimana untuk menahannya. Sementara parit ini diaspirasikan, kita tidak tau proses aspirasinya seperti apa, kalau untuk sawah, secara teknis harus hitung dulu, dan saya yakin yang ada itu banyak untuk datangkan air bukan untuk panen padi tapi untuk panen air, kalau musim hujan kebanjiran, kalau musim panas kekeringan," ungkapnya.

Baca Juga: Serap Aspirasi Dana Desa Rp5 Miliar, Cak Imin Minta Pemerintah Percepat Pembangunan

Taruhannya, kata Fatul Bahri, itu bukan bicara masalah potongan persentase, tapi apakah kegiatan yang diusulkan itu memiliki dampak terhadap pembangunan pertanian dan produksi, serta kesejahteraan petani itu sendiri.

“Coba kita tarik ke belakang ya, waktu sebelum Kayong Utara jadi kabupaten, atau baru baru Kabupaten Kayong Utara jadi, di daerah Tanjung Satai dan Kamboja, dengan kondisi parit yang minim, padi yang di produksi para petani hasilnya bagus-bagus. Tetapi hari ini, banyak yang gagal panen, diantaranya terkena banjir. Itu salah satu faktor bagaimana mengendalikan air. Untuk di sawah dengan tipe lahan pasang surut, yang terjadi saat ini daerah pertanian mengalami kekurangan air dan kelebihan air," papar Fatul Bahri.

Fatul Bahri juga menjelaskan, pentingnya komunikasi antara legislatif dan birokrasi, agar aspirasi yang disampaikan dapat berdampak untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Kayong Utara.

Baca Juga: Kelompok 3 KKM Fisip Untan Pontianak Serap Aspirasi Warga Desa Matang Segantar Sambas

Halaman:

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x