Telapak Kaki Relawan Melepuh Karena Efek Samping Suntik Vaksin Covid-19? HOAKS!

14 Desember 2020, 22:58 WIB
Tangkapan layar Twitter /Edho Sinaga/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Beredar foto di media sosial berupa telapak kaki seseorang yang melepuh dan bernanah dengan narasi foto tersebut adalah efek samping dari penggunaan vaksin Covid-19. Dalam beberapa narasi disebutkan foto kaki yang beredar adalah milik Patricia, seorang relawan suntik vaksin Covid-19.

Berikut narasinya:

“Sorry Judge but I like you but I’m not trusting no vaccine, the side effects are far worse than Siegel who’s getting paid to push wants to let on. How about getting Patricia Chandler on your show and asking her how she’s dealing with the side effects, take look.”

 Baca Juga: Pendaftaran Relawan Tenaga Kesehatan Covid-19 Melalui Dokter Irna Bergaji 6,3 Juta, Hoaks!

Narasi dalam gambar:

“my cousin patricia whi live in Austin, Texas was a volunteer in a covid-19 vaccine study recently and has had a severe adverse reaction. She has not been able to walk or go to work for almost 4 weeks now because of huge bleeding sores on her feet. These sores are called a Fixed Drug Eruption for those who may want to dig a little deeper into how this come about…”

 Baca Juga: Pemerintah Launching 2 Mobil Esemka Terbaru Series J-Owi Warna Hitam Elegan, Ini Faktanya

Apakah klaim tersebut benar?

Dari hasil penelusuran diketahui luka tersebut bukan karena suntik vaksin. Foto telapak kaki tersebut memang milik Patricia Chandler, seorang wanita yang hidup di Alaska, Texas. Dia mengajukan diri sebagai sukarelawan pada suntik vaksin Pfizer/BioNTech COVID-19 namun nyatanya dia termasuk kelompok sukarelawan yang diberi obat plasebo.

Plasebo merupakan metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal. Plasebo bisa berupa pil, suntikan, atau metode pengobatan lainnya. Plasebo juga sering disebut sebagai obat kosong karena “obat-obatan” plasebo tidak mengandung bahan aktif yang dimaksudkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. Orang yang menerima obat plasebo tidak mengetahui dirinya menggunakan obat kosong.

Baca Juga: Benarkah Pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab Tak Ditahan? Ini Faktanya

Dalam melakukan uji klinis vaksin, relawan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji dan kelompok plasebo. Kelompok uji adalah mereka yang mendapatkan vaksin sesungguhnya, sementara kelompok plasebo hanya diberi obat kosong. Tujuannya untuk mengetahui efek psikologis dari relawan setelah mendapatkan suntikan sehingga membantu peneliti mengetahui apakah vaksin benar-benar efektif atau hanya sugesti dari pasien. Patricia merupakan relawan yang masuk kelompok plasebo, dirinya hanya mendapatkan suntikan berupa sedikit air garam (isotonik). Oleh karenanya kondisi pada kulit tidak termasuk dalam gejala suntikan tersebut.

 Baca Juga: Benarkah Air Kelapa, Jeruk Nipis, Garam dan Madu Dapat Menyembuhkan Covid-19? Ini Penjelasannya

Penyakit yang diderita Patricia berawal pada akhir Oktober hingga menyebabkan bengkak dan luka yang besar. Setelah menjalani beberapa perawatan, dokter mengatakan luka di kakinya dengan istilah “Fixed Drug Eruption” (FDE), yakni sebuah reaksi alergi akibat dari obat yang dikonsumsi pada kulit atau bagian tubuh.

Seorang kenalan dari Patricia membuatkan halaman untuk menggalang dana di situs gofundme.com, dengan narasi yang menyebut hal tersebut karena efek samping dari vaksin. Setelah beberapa waktu, pengelola gofundme telah memperbaiki narasi yang ditampilkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pembaca.

Namun gambar dan narasi tersebut terlanjur tersebar di internet dan dijadikan propaganda anti-vaksin. Patricia sendiri telah memberikan klarifikasi melalui video yang menyebutkan luka di kakinya bukan diakibatkan karena suntik vaksin. Dari hasil penelusuran di atas, gambar yang diklaim sebagai efek samping vaksin Covid-19 masuk kategori konten yang menyesatkan.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Tags

Terkini

Terpopuler