Interpretasi "Basket Case" Oleh Greenday, Menceritakan Tentang Gangguan Kecemasan

10 Maret 2024, 01:30 WIB
Billie Joe Armstrong, vokalis grup band British Green Day /Tangkapan Layar/Instagram @billy_Joe_Armstrong

WARTA PONTIANAK – Basket Case" oleh Green Day adalah lagu yang menyentuh tentang perjuangan menghadapi masalah kesehatan mental.

Liriknya ditulis oleh vokalis Billie Joe Armstrong, yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya dengan gangguan kecemasan.

Mari kita telaah lebih dalam makna tersembunyi di balik lagu punk rock yang energik ini:

Pergulatan dengan kecemasan dan paranoia:  Lagu ini diawali dengan sang narrator yang mengeluh.  Namun, keluhannya tidak melulu soal hal-hal besar, melainkan bisa tentang apapun dan semuanya sekaligus. 

Ini menggambarkan pikiran yang dipenuhi kecemasan yang berlebihan.  Narrator mempertanyakan kewarasannya sendiri,  terjebak dalam pusaran pikiran yang "bermain trik" dan membuatnya takut.  Apakah ini paranoia atau sekadar efek mabuk?  Narrator tidak bisa memastikan.

  • Mencari Solusi yang Sia-sia

Lagu ini menggambarkan pencarian narrator untuk mengatasi masalahnya.  Narrator diceritakan pergi ke psikiater, namun alih-alih mendapatkan solusi yang berarti, ia malah diberi jawaban yang mengecewakan. 

Frustasi pun memuncak ketika narrator mencari pelampiasan lain, namun tetap tidak menemukan jawaban.

  • Perasaan Terisolasi dan Kehilangan Kendali

Sepanjang lagu, narrator merasa dirinya "basket case" - istilah untuk kasus medis yang rumit.  Ini menjadi metafora untuk kondisi mentalnya yang kacau. 

Baca Juga: Interpretasi Lagu Perayaan Mati Rasa, Memaknai Keikhlasan Dalam Merelakan

Narrator merasa dirinya semakin terpuruk dan kehilangan kendali.  Lirik "Grasping to control So I better hold on" menggambarkan perjuangan narrator untuk tetap waras meski dihantam perasaan cemas dan takut.

"Basket Case" lebih dari sekadar lagu tentang kegilaan.  Lagu ini  menyuarakan pengalaman  banyak orang yang berjuang dengan kesehatan mental. 

Lagu ini  memberikan ruang bagi mereka untuk merasa tidak sendirian dalam menghadapi kecemasan, paranoia, dan perasaan terisolasi. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon

Tags

Terkini

Terpopuler