Hasil Penelitian Temukan Polusi Bikin Ukuran Mr P Menyusut, Dr Swan : Mengancam Jumlah Sperma di Masa Depan

- 27 Maret 2021, 20:43 WIB
Ilustrasi penelitian temukan polusi akibatkan ukuran Mr P menyusut
Ilustrasi penelitian temukan polusi akibatkan ukuran Mr P menyusut /Mark Production/Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Dr Shanna Swan, ahli bidang kedokteran lingkungan dan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit Mount Sinai, New York City, Amerika Serikat (AS) menemukan beberpa fakta yang mengungkapkan bahwa ukuran Mr P manusia dapat menyusut akibat paparan polusi.

Dilansir dari News Sky, temuan ini dituangkannya dalam bukul berjudul Count Down. Penemuan ini pun memperkuat penelitian yang sebelumnya telah di lakukan ia di Italia pada 2017 silam.

Untuk itulah, Ia merasa khawatir jika polusi di dunia tidak bisa dikendalikan, maka di masa depan apa yang ditemukannya dalam penelitian akan terjadi.

"Polusi itu akan mengancam jumlah sperma, mengubah perkembangan reproduksi pria dan wanita, dan membahayakan umat manusia," ujarnya.

Baca Juga: Hotma Sitompoel Unggah Video Saat Makan Bersama dengan Keluarga Besarnya, Netizen : Jangan Sampai Berpisah

Kekhawatiran itu berdasarkan fakta, ditambah juga dengan temuan bahwa bahan kimia yang disebut ftalat menyebabkan bayi manusia lahir dengan alat kelamin yang berpotensi cacat.

"Akibat polusi ini, semakin banyak bayi yang lahir dengan Mr P berukuran kecil," tulis Dr Swan.

Penelitian Dr Swan berawal dengan memeriksa sindrom ftalat yang merupakan pengamatan pertama pada tikus percobaan.

Dalam penelitian itu, ia menemukan bahwa ketika janin terpapar bahan kimia ftalat, mereka kemungkinan besar akan lahir dengan alat kelamin yang lebih kecil.

Baca Juga: Ini 4 Zodiak yang Dinaungi Keberuntungan Minggu 28 Maret 2021 Besok, Coba Cek! Semoga Kamu Salah Satunya

Dr Swan menyebut, betapa bahayanya senyawa ftalat untuk kesehatan manusia, namun ftalat juga memiliki banyak kegunaan pada industri, khususnya dalam membuat plastik agar lebih fleksibel.

Bahan kimia ini, juga digunakan untuk membuat mainan yang kemudian sangat membahayakan perkembangan manusia.

Sebab, kata dia, bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi cara produksi hormon endokrin.

Dr Swan juga telah mengamati kesuburan pria selama empat dekade terakhir. Dari pengamatannya, disimpulkan bahwa jumlah sperma diantara pria di negara-negara Barat telah turun 59 persen antara tahun 1973 sampai dengan tahun 2011.

Baca Juga: Ramalan Zodiak, Minggu 28 Maret 2021: Scorpio Temukan Cara Penyembuhan Diri, Sagitarius Terinspirasi

Namun, sejak pembentukan European Environment Agency (EEA/Badan Lingkungan Eropa), warga Eropa terpapar polusi partikulat 41 persen lebih sedikit dalam dua dekade terakhir.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah