Melawan Dominasi Artifical Intelegent Dengan Humanisme dan Analisis Kritis

- 3 Januari 2024, 22:03 WIB
Ilustrasi AI
Ilustrasi AI /Leeway Hertz

WARTA PONTIANAK – Analisis kritis merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji teks, wacana, atau fenomena sosial secara mendalam dan menyeluruh.

Analisis kritis bertujuan untuk memahami makna dan implikasi dari teks, wacana, atau fenomena sosial tersebut.

Dalam lensa kiri dunia dipandang secara kritis dengan berangkat dari hal-hal yang dinilai keluar dari rel-rel ideal kemanusiaan seperti kekerasan,penindasan dan ketimpangan dalam jalinan struktur sosial.

Secara gampangnya, analisis kritis dapat diartikan sebagai paradigma berfikir mendasar serta menyeluruh saat mengkaji teks, diskursus ataupun anomali sosial.

Kemampuan berfikir kritis menjadi value yang tak tergantikan dalam diri manusia. Di era digitalisasi saat ini Artifical Intelegent (AI) berhasil menggerogoti kerja-kerja yang sebelumnya dilakukan oleh manusia.

Hanya butuh waktu sepersekian detik bagi AI untuk menciptakan produk yang pada umumnya butuh waktu seharian dalam proses pengerjaannya.

Misalnya saat ini keberadaan designer grafis terancam dengan adanya AI. Design Grapher butuh waktu dan mood yang baik untuk menghasilkan karya.

Namun, AI dengan mudahnya menghasilkan produk design dalam waktu sepersekian detik sesuai dengan perintah yang diberikan sang pilot.

Ketika seorang design grapher tak mampu memberikan value lebih ataupun corak-corak yang tak bisa ditiru oleh AI maka tak ada alasan untuk tetap menyewa jasa design grapher selain dari biaya yang di pres sedemikian rendah agar mampu bersaing dengan AI.

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x