WARTA PONTIANAK – "Homo Sacer: Kekuasaan Tertinggi dan Kehidupan Telanjang" adalah sebuah karya filsafat monumental oleh Giorgio Agamben, seorang filsuf Italia kontemporer.
Dalam buku ini, Agamben menelusuri asal-usul konsep "homo sacer" dalam hukum Romawi kuno, dan menunjukkan bagaimana konsep ini dapat digunakan untuk memahami berbagai fenomena modern, seperti biopolitik, kamp konsentrasi, dan terorisme.
Agamben berpendapat bahwa "homo sacer" adalah figur yang paradoks: dia adalah seseorang yang sekaligus suci dan terkutuk, hidup dan mati.
Dia dapat dibunuh oleh siapa saja tanpa konsekuensi hukum, tetapi dia juga memiliki hubungan khusus dengan yang sakral.
Agamben menggunakan konsep ini untuk menunjukkan bagaimana kekuasaan berdaulat didefinisikan melalui kemampuannya untuk mendefinisikan dan mengendalikan kehidupan telanjang (bare life) - yaitu, kehidupan yang tidak dilindungi oleh hukum atau hak.
Analisis Gaya Bahasa dan Penerjemahan:
Gaya bahasa Agamben dalam "Homo Sacer" kompleks dan teoritis. Dia menggunakan berbagai sumber filosofis, sejarah, dan hukum untuk membangun argumennya.
Penerjemahan bahasa Indonesia yang tersedia, seperti yang diterbitkan oleh IRCISOD, umumnya akurat dan mudah dipahami.
Kelebihan dan Kekurangan Buku: