Anak Juga Bisa Stres Karena Pandemi, Apa Kata Ahli?

- 29 Oktober 2020, 22:29 WIB
Motivator Parenting dan Konselor Pendidikan, Dr. H. Chairul Fuad, M.Kes, C.Ht
Motivator Parenting dan Konselor Pendidikan, Dr. H. Chairul Fuad, M.Kes, C.Ht /Indri Rizkita/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Adaptasi kebiasaan baru seakan wajib dilakukan di era pandemi covid-19. Belum lama ini, pemerintah menyebutnya new normal. Namun ternyata, kebiasaan baru atau new normal tak bisa semudah itu dilaksanakan, selain karena baru, banyak orang yang tak siap, hingga menimbulkan stres.

Beberapa waktu lalu media dihebohkan dengan kabar seorang siswa SMP di Tarakan, Kalimantan Utara tewas gantung diri yang diduga dipicu stres gara-gara sistem pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Lalu, bagaimana ahli menanggapi kasus tersebut?

Motivator Parenting dan Konselor Pendidikan, Dr. H. Chairul Fuad, M.Kes, C.Ht mengatakan, pandemi ini merupakan sesuatu diluar dugaan, sehingga wajar saja kalau semua tidak siap untuk menghadapinya. Guru juga belum siap sepenuhnya dengan sistem belajar secara online, orang tua juga tidak semua memahami hal ini, dan anak juga tidak semua lancar bergadget ria, ditambah lagi dengan adanya keterbatasan finansial untuk membeli perangkatnya.

Baca Juga: Seorang Pejabat Sekelas Kadis di Dharmasraya Dilaporkan ke Bawaslu

Menurut Fuad, kasus seperti di atas hendaknya menjadi pemahaman semua pihak, sehingga tidak ada saling tuding.

"Pihak sekolah juga harus menyesuaikan kondisi dalam melaksanakan proses belajarnya. Tugas-tugas harus dibedakan dengan belajar tatap muka, dimana anak dapat secara langsung berinteraksi dengan gurunya. Perhatikan juga tingkat stres anak karena perubahan dalam pembelajaran. Guru juga harus berupaya mengembangkan terus kemampuannya dalam menggunakan perangkat dan aplikasi dalam pembelajaran online," ujarnya saat diwawancarai Warta Pontianak, Kamis 29 Oktober 2020.

Baca Juga: Dianiaya Akibat Hina Agama Hindu, Anggota DPD Lapor ke Polda Bali

Bagaimana dengan Peran Orang Tua?

Ada atau tidak adanya pandemi, orang tua memang harus selalu aktif mengikuti dan membimbing anaknya untuk mengikuti pembelajaran.

"Namun saat ini, masalah timbul karena adanya ketidaksiapan orang tua untuk menyiapkan anaknya belajar dirumah. Ketidaksiapan dari memanfaatkan teknologi dan ada juga ketidaksiapan finansial (ekonomi) untuk membeli gadget itu sendiri," papar Fuad.

Baca Juga: Buat Kericuhan di Media Sosial, Akun Facebook Tias Do Diminta Serahkan Diri ke Polisi

Jika mengambil sisi positifnya, dengan adanya pandemi terdapat beberapa manfaat dalam hal interaksi anak dengan orang tua.

"Yang dulu pernah hilang, seperti bermain bersama, belajar bersama, bercerita bersama, bersenda gurau bersama, dan sebagainya, sekarang bisa dilakukan di rumah," lanjutnya.

Oleh karena itu, Fuad mengharapkan para orang tua bisa menjadi the great parents yang dapat memberikan stimulus serta sugesti positif pada anak agar terjalin komunikasi yang efektif, dan akhirnya mencapai happiness (kebahagiaan bagi anak) sehingga permasalahan dapat terselesaikan.

"Jika dirasa orang tua belum mampu mengikuti pembelajaran dikarenakan perbedaan zaman, saya menyarankan agar tidak serta merta meninggalkan anak untuk belajar sendiri dan pada akhirnya menyebabkan stres pada anak, namun orang tua dapat memanfaatkan kemajuan teknologi masa kini dengan mengakses internet untuk membantu anak menyelesaikan tugasnya di sekolah," jelasnya.

Baca Juga: Rusuh Saat Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law, 10 Orang Admin di Grup Medsos Ditangkap Polisi

Anak pasti stres dengan kondisi pandemi ini, mereka menjadi kurang bersosialisasi, interaksi terbatas ditambah dengan belajar harus dari rumah. Untuk itu orang tua harus mampu menciptakan situasi yang kondusif. Mereka (anak) bisa saja diperbolehkan bermain di luar sekitar rumah, asal tetap menjaga protokol kesehatan.

Fuad mengungkapkan, peran orang tua sangat diharapkan karena pendidikan anak bukan hanya di sekolah, justru lingkungan keluarga adalah lembaga yang paling utama pendidikan dimulai. Akan keliru jika pendidikan anak diserahkan sepenuhnya ke pihak sekolah.

"Akhirnya mari pihak sekolah dan para orang tua mengambil tanggung jawab penuh sesuai peran masing-masing, sehingga pendidikan anak dapat terlaksana secara utuh dan tujuan pendidikan itu tercapai secara optimal," tutup Fuad. (***)

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x