200 Orang Tewas saat Bentrokan Dua Kelompok Etnis di Ethiopia

26 April 2021, 15:49 WIB
Bendera Ethiopia //Pixabay/ GDJ

WARTA PONTIANAK - Sedikitnya 200 orang tewas dalam bentrokan antara dua kelompok etnis terbesar di Ethiopia, Oromo dan Amhara, di wilayah utara Amhara pada bulan April ini.

Baca Juga: Zodiak Paling Perfeksionis Apa Saja? Cek di sini

 

Penduduk dan pejabat di Zona Khusus Oromia, sebuah daerah di Amhara dengan mayoritas penduduk Oromo, dan kota Ataye mengatakan ada bentrokan mematikan di daerah itu pada 16 April.

"Menurut informasi yang kami dapatkan dari orang-orang yang mengungsi, kami memperkirakan bahwa hingga 200 orang mungkin telah meninggal di kedua zona tersebut, tetapi kami masih perlu memverifikasi jumlahnya," kata Endale Haile, kepala ombudsman Ethiopia, kepada kantor berita Reuters.

Pemilihan umum nasional dijadwalkan pada bulan Juni dan beberapa daerah di Ethiopia telah dilanda kekerasan politik dan etnis.

Baca Juga: Hati-hati! 4 Zodiak Ini Suka Julid

Reformasi politik setelah hampir tiga dekade pemerintahan yang dikontrol ketat telah memberanikan penguasa regional, yang menantang partai Perdana Menteri Abiy Ahmed dalam upaya untuk mengamankan lebih banyak sumber daya dan kekuasaan untuk kelompok mereka sendiri.

Endale mengatakan bahwa di Zona North Shoa di kawasan itu, hampir 250.000 orang mengungsi akibat pertempuran tersebut, sementara antara 20 persen dan 25 persen rumah di Ataye telah dibakar.

Di Zona Khusus Oromia, 78.000 orang lainnya mengungsi dalam pertempuran baru-baru ini, katanya.

Endale mengatakan sebuah kota kecil di zona yang sama telah terbakar seluruhnya pada bulan Maret, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang apakah ada korban dari insiden itu.

Menyusul kekerasan di kota Ataye, Addis Ababa mengumumkan keadaan darurat di bagian selatan negara bagian Amhara untuk membendung kekerasan.

Baca Juga: Pemerintah akan Berikan Beasiswa Pendidikan kepada Anak Prajurit KRI Nanggala 402 hingga S1

Pada hari Kamis, Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) mengatakan sebuah kelompok bersenjata menguasai sebuah daerah di bagian barat negara itu.

Badan yang ditunjuk negara mengatakan telah menerima laporan bahwa Sedal Woreda, di zona Kamashi di wilayah Benishangul-Gumuz di bawah kendali penuh dari kelompok bersenjata pada 19 April.

Dalam beberapa bulan terakhir, Benishangul-Gumuz dilanda gelombang kekerasan etnis termasuk serangan pada bulan Desember yang menewaskan lebih dari 200 warga sipil.

Ini adalah salah satu dari beberapa titik nyala di seluruh negeri dengan lebih dari 100 juta orang di mana persaingan etnis atas tanah, kekuasaan dan sumber daya telah menyulut sebelum pemilihan nasional yang tertunda.

Awal bulan ini, lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan perbatasan antara wilayah Afar dan Somalia. Kedua wilayah tersebut saling menyalahkan pasukan khusus dari sisi masing-masing atas kematian tersebut.

Baca Juga: Pemerintah akan Berikan Beasiswa Pendidikan kepada Anak Prajurit KRI Nanggala 402 hingga S1

Pada bulan Maret, penyerang menewaskan sedikitnya 30 warga sipil dalam serangan di sebuah desa di wilayah Oromia.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler