200 Orang Tewas saat Bentrokan Dua Kelompok Etnis di Ethiopia

- 26 April 2021, 15:49 WIB
Bendera Ethiopia
Bendera Ethiopia //Pixabay/ GDJ

Endale mengatakan sebuah kota kecil di zona yang sama telah terbakar seluruhnya pada bulan Maret, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang apakah ada korban dari insiden itu.

Menyusul kekerasan di kota Ataye, Addis Ababa mengumumkan keadaan darurat di bagian selatan negara bagian Amhara untuk membendung kekerasan.

Baca Juga: Pemerintah akan Berikan Beasiswa Pendidikan kepada Anak Prajurit KRI Nanggala 402 hingga S1

Pada hari Kamis, Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) mengatakan sebuah kelompok bersenjata menguasai sebuah daerah di bagian barat negara itu.

Badan yang ditunjuk negara mengatakan telah menerima laporan bahwa Sedal Woreda, di zona Kamashi di wilayah Benishangul-Gumuz di bawah kendali penuh dari kelompok bersenjata pada 19 April.

Dalam beberapa bulan terakhir, Benishangul-Gumuz dilanda gelombang kekerasan etnis termasuk serangan pada bulan Desember yang menewaskan lebih dari 200 warga sipil.

Ini adalah salah satu dari beberapa titik nyala di seluruh negeri dengan lebih dari 100 juta orang di mana persaingan etnis atas tanah, kekuasaan dan sumber daya telah menyulut sebelum pemilihan nasional yang tertunda.

Awal bulan ini, lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan perbatasan antara wilayah Afar dan Somalia. Kedua wilayah tersebut saling menyalahkan pasukan khusus dari sisi masing-masing atas kematian tersebut.

Baca Juga: Pemerintah akan Berikan Beasiswa Pendidikan kepada Anak Prajurit KRI Nanggala 402 hingga S1

Pada bulan Maret, penyerang menewaskan sedikitnya 30 warga sipil dalam serangan di sebuah desa di wilayah Oromia.***

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x