Menlu Jepang akan Desak Joe Biden untuk Fokus di Kawasan Indo-Pasifik

- 18 November 2020, 06:00 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden. //Instagram.com/@joebiden /

WARTA PONTIANAK - Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan, saat Joe Biden dilantik pada Januari 2021 mendatang, pemerintah Jepang akan mendesak presiden terpilih Amerika Serikat (AS) untuk fokus terhadap masalah di kawasan Indo-Pasifik serta AS itu sendiri.

"Jepang memiliki tantangan besar (dalam memastikan bahwa) Amerika Serikat tetap berkomitmen pada ketertiban di kawasan Indo-Pasifik, perubahan iklim, keamanan dan masalah global lainnya," katanya dalam konferensi pers di Japan National Press Club.

Toshimitsu Motegi percaya, Joe Biden akan berkonsentrasi pada masalah domestik di awal masa kepresidenannya.

Ia pun mengharapkan, kemenangan Joe Biden ini tidak 'dibatalkan' karena Presiden AS Donald Trump menolak mengakui kekalahan dan kini tengah mengajukan tuntutan hukum.

Baca Juga: Vaksin Moderna Diklaim 94,5 Persen Ampuh Lawan Covid-19

Motegi mengungkapkan, Jepang sendiri berusaha untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sebuah konsep yang diciptakannya untuk mempromosikan perdagangan bebas, supremasi hukum, dan kebebasan navigasi, yang bertentangan dengan peningkatan ketegasan militer Tiongkok di kawasan tersebut.

"Jepang perlu tegas mencegah upaya sepihak Tiongkok untuk mengubah status quo di Laut China Timur dan Selatan dengan paksa," kata Motegi, sebagaimana diberitakan pikiran-rakyat.com dalam artikel Cegah Status Quo Tiongkok, Menlu Jepang akan Desak Joe Biden untuk Fokus di Kawasan Indo-Pasifik yang dilansir dari Japan Today.

Dilaporkan, beberapa hari setelah mengumumkan kemenangan dalam pemilihan umum (Pemilu) AS, Joe Biden kini membentuk gugus tugas Covid-19. Hal ini ia lakukan karena mengingat jumlah terinfeksi virus Covid-19 di AS menjadi yang tertinggi di dunia.

Berbeda dengan Biden, Trump malah menarik AS keluar dari perjanjan internasional seperti perjanjian iklim Paris dan menetapkan langkah-langkah perdagangan proteksionis.***

Editor: Suryadi

Sumber: Pikiran Rakyat Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler