Keunikan Kostum Meriam Karbit Pontianak Jadi Pusat Perhatian di ICE Makassar

- 13 Juli 2023, 17:41 WIB
Kostum berjudul "Delegacy of Meriam Karbit" tampil memukau pada Karnaval Budaya di ICE Makassar
Kostum berjudul "Delegacy of Meriam Karbit" tampil memukau pada Karnaval Budaya di ICE Makassar /Dody Luber/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Kostum Delegacy of Meriam Karbit dan Equator Van Borneo menjadi pusat perhatian para penonton karnaval dan pawai budaya dalam rangkaian rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVI di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 12 Juli 2203 malam.

Dua kostum yang dirancang sedemikian rupa menggambarkan ikon khas Kota Pontianak. Satu kostum dirancang dengan dua buah meriam karbit dan kostum lainnya berupa monumen equator yang dikenakan oleh sepasang model.

Wali Kota Pontianak Edi Kamtono beserta istri, Yanieta Arbiastutie mengenakan pakaian adat Melayu Pontianak, telok belanga dan baju kurung, bersama 60 peserta dari Kota Pontianak ikut berparade pada karnaval yang diikuti oleh kota-kota se-Indonesia.

Baca Juga: KEREN! Produk Khas Pontianak Pikat Turis Asing di ICE Makassar

Rika (17), warga Makassar yang menyaksikan karnaval dan pawai budaya itu mengaku kagum dengan desain kostum yang ditampilkan oleh Kota Pontianak. Baginya, kostum yang dikenakan kedua model tersebut unik dan elegan.

"Saya sebagai orang Makassar baru melihat kostum sebagus ini, yang mana ada dua meriam di atas orang yang mengenakannya, desainernya juga sangat kreatif," ujar gadis remaja dengan logat Makassar yang kental.

Ia mengapresiasi digelarnya event ini sebagai pengenalan budaya-budaya yang ada di kota-kota se-Indonesia sehingga menambah wawasan terhadap kekayaan budaya di Indonesia.

"Tadinya saya tidak tahu apa makna meriam karbit dan Tugu Khatulistiwa yang ditampilkan oleh Kota Pontianak, dan sekarang saya sudah tahu bahwa kedua ikon itu adalah ciri khas yang ada di sana," ungkapnya.

Baca Juga: Peduli Lansia, Satgas Pamtas Yonarmed 10 Gandeng Puskesmas Puring Kencana Gelar Poswindu

Wali Kota Pontianak Edi Kamtono mengatakan, karnaval dan pawai budaya yang digelar dalam rangka pertemuan anggota Apeksi di Makassar ini sebagai momentum untuk mengenalkan potensi dan keanekaragaman serta kekayaan yang dimiliki masing-masing daerah.

"Kota Pontianak pada karnaval ini menampilkan meriam karbit dan tugu khatulistiwa serta pakaian khas Melayu Pontianak sebagai ciri khas yang kita miliki," tuturnya.

Sejatinya, masih banyak kekhasan yang ingin ditampilkan pada karnaval tersebut, namun karena keterbatasan tempat dan waktu sehingga hanya beberapa kostum dan pakaian adat khas Kota Pontianak yang turut serta menyemarakan pawai budaya.

Edi mengapresiasi karya desainer muda yang merancang kostum ikon Kota Pontianak. Rancangan kostum itu dinilainya sebagai bentuk kreativitas dari pelaku ekonomi kreatif (ekraf). Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak membuka peluang seluas-luasnya bagi warga untuk berkreativitas lewat karyanya.

Baca Juga: Bekuk Bandar Narkoba di Sekayam, Polisi Amankan 19 Paket Sabu

"Silakan para desainer berkreasi untuk menuangkan ide dan karyanya sesuai kearifan lokal supaya kreativitas anak-anak muda berkembang," imbuhnya.

Deni Slamet (24), desainer kostum Meriam Karbit dan Tugu Khatulistiwa menjelaskan makna masing-masing kostum rancangannya. Kostum berjudul 'Delegacy of Meriam Karbit' menggambarkan tentang permainan rakyat khas di Kota Pontianak berupa meriam karbit yang menjadi tradisi warga setiap menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri.

"Kemudian kostum yang satu lagi berjudul Equator Van Borneo, yang melambangkan ikon Kota Pontianak berupa Tugu Khatulistiwa yang menjadi titik perlintasan garis Khatulistiwa," jelasnya.

Pengerjaan kedua kostum tersebut membutuhkan waktu selama 14 hari. Kesulitan yang dihadapi dalam pembuatannya adalah waktu yang begitu singkat. Meski demikian, dengan bantuan seorang asistennya, Deni berhasil menuntaskan pekerjaannya.

"Bahan-bahan yang digunakan di antaranya besi sebagai rangka kostum, kemudian bahan lainnya seperti spons, kain dan bahan lainnya," terang Deni yang juga berprofesi sebagai guru.***

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah