Selain Ucapkan Belasungkawa, MUI Sulteng Larang Sebar Foto dan Video Kekerasan di Sigi

29 November 2020, 13:25 WIB
Ilustrasi garis polisi, pembunuhan, TKP /PEXELS/Kat Wilcox/

WARTA PONTIANAK - Rasa belasungkawa dan prihatin atas peristiwa pembantaian satu keluarga dan pembakaran sejumlah rumah di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Jumat, 27 November 2020 disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah.

Ketua MUI Sulteng, Habib Ali bin Muhammad Aljufri, mengajak untuk melawan kekerasan dan aksi teror sebagai musuh kemanusiaan.

Diduga aksi biadab tersebut dilakukan kelompok teroris mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Dusun Torpedo, Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi.

Baca Juga: Media Asing Sorot Pembunuhan 4 Warga di Sulteng, Dua Diantaranya Dipenggal dan Dibakar

“Mari bersama melawan kekerasan dan aksi teror sebagai musuh kemanusiaan,  sekaligus meredam suasana agar dapat tetap menjaga kerukunan umat beragama,” kata Ketua MUI Sulteng, Habib Ali bin Muhammad Aljufri di Kota Palu pada Sabtu, 28 November 2020 seperti dikutip dari Antara.

Untuk menjaga perasaan, seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Aksi Biadab di Sigi, MUI Tegas untuk Melawan hingga Larang Sebar Foto dan Video Peristiwa Kekerasan" MUI meminta tidak menyebarkan foto maupun video keluarga yang menjadi korban.

Menurutnya, cara melakukan deradikalisasi yakni dengan meluruskan benih-benih paham yang saat ini sudah tersemai dan melekat di hati para teroris dengan melalui pendekatan budaya.

"Pemahaman ajaran agama yang benar, serta memberikan pekerjaan dan penegakan hukum dengan prinsip semua sama di depan hukum," ujarnya.

Baca Juga: Informasi Polisi dan Sekdes Berbeda Terkait 4 Korban Pembunuhan di Sigi

Sekretaris MUI Suteng, Sofyan Bachmid menilai tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah sangat melampaui batas nilai kemanusiaan.

"Tidak semestinya hal semacam itu dikaitkan dengan motif agama. Ada sejumlah faktor lain seperti ekonomi sampai dengan hukum yang berpotensi membuat orang mau untuk melakukan tindakan tersebut," ucapnya.

Karenanya, atas dalih apa pun, aksi itu tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila.

Oleh sebab itu ia meminta seluruh lapisan masyarakat agar tidak cepat menyimpulkan peristiwa itu akibat pemahaman agama yang salah.

"Ini sifatnya multidimensi. Kalau orang diperlakukan tidak adil atau hak asasinya diinjak-injak, tentu akan marah, emosi,” terangnya.

Baca Juga: Israel Diduga Terlibat Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Karena itu ia mengimbau masyarakat agar tidak menjadikan agama sebagai sasaran dalam kasus terorisme.

Ia pun meminta supaya dalam menangani kasus itu aparat penegak hukum dapat mengedepankan fakta sesungguhnya yang menjadi pemicu tidakan tersebut.

“Jadi aparat yang mereprentasikan negara harus bertindak tegas,” pungkasnya.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler