Pelaku Curi 40 Kg Beras Sebelum Membunuh 4 Warga dan Bakar Rumah di Sigi

30 November 2020, 17:42 WIB
Ilustrasi Kasus Pembunuhan /WARTA PONTIANAK/

WARTA PONTIANAK - Kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora diduga sebagai dalang pembunuhan empat warga Desa Lemba Tonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat 27 November 2020.

Polisi menduga 8 DPO kelompok MIT merupakan pelaku kekerasan di Sigi.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso di Palu pada Minggu, 29 November 2020 kemarin.

Baca Juga: Mahfud MD Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi Isu SARA Terkait Teror di Sigi

"Dari keterangan saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto DPO MIT Poso, ada kemiripan," kata Baso.

Baso mengatakan bahwa saat kejadian sebanyak delapan OTK masuk lewat pintu belakang rumah korban.

Selain itu, seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Kronologi Penyerangan Satu Keluarga di Sigi, Pelaku Curi 40 Kg Beras sebelum Habisi Nyawa Korban" pelaku juga membawa beras sekitar 40 kilogram dan langsung menganiaya korban hingga tak bernyawa.

"Masuk lewat belakang mengambil beras kurang lebih 40 kilogram, setelah itu melakukan penganiayaan tanpa ada statement apa pun, menggunakan senjata tajam tanpa perikemanusiaan mengakibatkan empat orang korban," ucapnya.

Baca Juga: PascaTeror Pembunuhan, Polri Imbau Masyarakat di Sigi Tetap Tenang

Tak hanya itu, pelaku juga membakar enak rumah warga sekitar, empat di antaranya habis dilalap api.

"Saya sendiri sudah cek langsung ke TKP kemarin dan dari enam rumah ini empat yang terbakar habis dua hanya dapur bagian belakang itu pun bukan rumah inti rumah tambahan beratapkan alang-alang," tutur Baso.

Lebih lanjut Baso menuturkan bahwa ada 50 rumah transmigrasi setempat di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Baca Juga: Aksi Teror di Sigi Dikecam Keras Jusuf Kalla

Menurutnya, dari 50 rumah tersebut ada 9 yang dihuni tetap oleh warga yang bukan hanya dari satu suku atau agama saja, maka toleransi pun dinilai terjalin dengan baik di lokasi itu.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler