Jaga Makam Pahlawan Selama 50 Tahun Tanpa Digaji, Ini Kisah Mbah Kembang

11 November 2020, 09:20 WIB
Kembang (90), penjaga Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia, Desa Gunung Petung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang /PORTAL SURABAYA/Imron Hakiki/

WARTA PONTIANAK - Mbah Kembang (90) adalah sosok kakek yang selama ini penjaga makam pahlawan Bahagia yang berlokasi di Desa Gunung Petung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Selama puluhan tahun, Mbah Kembang setia menjaga makam pahlawan di sana tanpa mengharap mendapat upah sepeserpun.

Tepatnya sejak tahun 1967 silam, Mbah Kembang diminta oleh seorang kyai untuk menjaga taman makam pahlawan itu 

Baca Juga: Pembahasan Soal Habib Rizieq di ILC Batal , Fadli Zon: Ada Tangan-tangan Gaib agar ILC Dibatalkan

Katanya, ia menerima permintaan sang kyai itu karena ada beberapa alasan.

Pertama, karena sang kyai sudah sakit-sakitan. Kedua, karena anak sang kyai enggan meneruskan kewajiban menjaga makam pahlawan tersebut.

"Sejak tahun 1967 saya menjaga makam ini karena di suruh salah satu kyai. Sebab saat itu kyai itu sudah sakit dan mau meninggal. Sementara anaknya gak mau meneruskan," kata Mbah Kembang, Selasa 10 November 2020.

Menurutnya, kala itu, Kyai tersebut datang langsung ke rumah Kembang, sambil meminta agar dirinya merawat makam yang saat itu masih ada 100 makam.

"Lalu kyai itu datang ke rumah minta untuk merawat makam ini. Waktu itu luasnya kira-kira masih 100 meter persegi," ungkapnya.

Baca Juga: ISIS Serang Penduduk Sipil di Afrika, Puluhan Orang Tewas Dibantai

Akhirnya, pria kelahiran 1930 itu memenuhi permintaan kyai tersebut karena kondisinya sudah cukup memprihatinkan.

"Awalnya makam ini tidak terurus dan banyak rumput-rumput ilalang setinggi batu nisan. Alhamdulillah saya bersihkan sampai serapi ini sekarang," ujarnya.

Selama kurun waktu lamanya menjaga makam pahlawan itu, seperti diberitakan Pikiran Rakyat.com berjudul "Kisah Mbah Kembang, 50 Tahun Jaga Makam Pahlawan Tanpa Digaji karena Diminta Kyai" Kembang tidak mendapatkan gaji pokok, baik dari pihak Desa Gunung Petung maupun dari Kecamatan Turen.

"Saya dari awal ikhlas tanpa dibayar. Tapi Alhamdulillah sejak 2019 lalu Departemen Sosial memberikan Rp 750.000,- per 3 bulan sekaligus bantuan beras. Rencananya tahun 2020 ini Rp 1.120.000,- per 3 bulan, tapi belum tahu bakal jadi atau tidak," ungkapnya.

Lantas, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya selama puluhan tahun, dari 1967 itu Kembang biasanya menjadi buruh cangkul atau mendapatkan santunan dari peziarah atau warga.

Kini ada 172 makam di TMP Makam Bahagia ini. Kembang juga setiap hari datang untuk merawat setiap makam dengan bersih.

"Saya merawat di sini setiap hari dari pagi sampai sore, biasanya menyapu dan mencabuti rumput," ucapnya.

Baca Juga: Habib Rizieq: Arab Saudi Tawarkan Tinggal Selamanya di Sana

Sementara itu, Komandan Koramil (Danramil) 0818/14 Turen, Kapten Inf Yuyud Hadi Purnomo mengakui jasa-jasa Kembang selama ini. Bahkan, setiap kali dirinya datang ke TMP, ia selalu melihat kondisi TMP bersih tanpa ada rumput liar.

"Ya, saya mengenal Pak Kembang. Apapun ceritanya, dia memang berjasa kepada TMP," tuturnya.

Melihat kontribusi Kembang tersebut, Ia berharap Dinas Sosial dan pihak Desa Gunung Petung bisa memberikan bantuan pada keluarga Kembang.

Baca Juga: 5 Artis Keturunan Pahlawan Nasional, Maia Ternyata Cucu Soekarno

"Tugas untuk perawatan atau memberikan honor penjaga makam adalah pada dinas terkait. Sedangkan koramil hanya pemakaman dengan protokol-protokol kemiliteran," pungkasnya.**

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler