Selain Dilarang Salat, Muslim Uighur juga Dipaksa Makan Daging Babi di Kamp 'Pendidikan' Tiongkok

- 5 Desember 2020, 16:55 WIB
Ilustrasi demonstrasi menentang penganiayaan Tiongkok terhadap Uighur di Xinjiang. Media melaporkan ada laporan berita yang mengatakan memisahkan anak-anak etnis Uighur.
Ilustrasi demonstrasi menentang penganiayaan Tiongkok terhadap Uighur di Xinjiang. Media melaporkan ada laporan berita yang mengatakan memisahkan anak-anak etnis Uighur. /ANTARA/

WARTA PONTIANAK - Kaum Muslim beretnis Uighur di Republik Rakyat Tiongkok atau China mengalami nasib yang miris

Baru-baru ini terungkap bahwa mereka kerap dipaksa untuk memakan daging babi yang diharamkan dalam ajaran agama Islam.

Ini seperti diungkapkan oleh salah seorang Mantan penghuni kamp di Xinjiang, Tiongkok, Sayragul Sautbay dikutip dari Aljazeera mengungkapkan hal tersebut, Jumat 4 Desember 2020.

Baca Juga: Paus Fransiskus Singgung Soal Muslim Uighur di Buku Terbarunya

Bahkan, seperti diberitakan Denpasar Update berjudul "Miris, Tak Boleh Shalat, Muslim Uighur juga Dipaksa Makan Daging Babi di Kamp 'Pendidikan' Tiongkok" ia mengaku pemaksaan untuk memakan daging babi itu dilakukan pada hari suci umat Islam yakni Jumat.

Selain itu, para penghuni kamp juga dilarang untuk melakukan ibadah, termasuk menjalankan salat.

"Setiap Jumat, kami dipaksa makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari suci bagi umat Islam dan jika kami menolaknya, kami akan mendapatkan hukuman yang berat," kata Sautbay.

Ditanya bagaimana perasaannya, Sautbay menyebut, dirinya merasa seperti orang yang berbeda, dan sulit menerima perlakuan tersebut.

"Sulit untuk menjelaskan dengan kata-kata. Saya merasa seperti saya adalah orang yang berbeda," sebutnya.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x