Kembang Ikhlas 53 Tahun Jaga Makam Pahlawan Tanpa Harapkan Gaji

- 10 November 2020, 21:30 WIB
Penjaga Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia, Kembang.
Penjaga Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia, Kembang. //Imron Hakiki /

WARTA PONTIANAK - Taman Makam Pahlawan kerap dikunjungi saat Hari Pahlawan Nasional yang diperingati pada 10 November setiap tahunnya.

Suasana di Tanam Makam Pahlawan juga biasanya terlihat lebih rapi daripada tempat pemakaman umum lainnya.

Namun siapa sangka, di balik tertatanya Taman Makam Pahlawan, ada salah satu sosok penjaga makam yang bekerja secara sukarela.

Baca Juga: Hari Pahlawan, Satgas Pamtas Yonif 407/PK Bantu Veteran di Perbatasan Negara

Ialah Kembang (90), menjaga Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia yang berada di Desa Gunung Petung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang tanpa mengharap upah sepeserpun.

Diketahui Kembang sudah 53 tahun menjaga TMP Bahagia.

Sebagaimana diberitakan PortalSurabaya.com dalam artikel "Cerita Kakek Berusia 90 Tahun Di Malang Setengah Abad Jaga Makam Pahlawan Tanpa Digaji", Kembang menceritakan awal mula ia menjadi penjaga makam adalah permintaan salah satu kyai setempat.

"Sejak tahun 1967 saya menjaga makam ini karena di suruh salah satu kyai. Sebab saat itu kyai itu sudah sakit dan mau meninggal. Sementara anaknya gak mau meneruskan," terangnya.

Menurutnya, kala itu, Kyai tersebut datang langsung ke rumah Kembang, sambil meminta agar dirinya merawat makam yang saat itu masih ada 100 makam.

"Lalu kyai itu datang ke rumah minta untuk merawat makam ini. Waktu itu luasnya kira-kira masih 100 meter persegi," ungkapnya.

Akhirnya, pria kelahiran 1930 itu memenuhi permintaan kyai tersebut karena kondisinya sudah cukup memprihatinkan.

Baca Juga: Wagub Kalbar Ingatkan Masyarakat Tidak Lupa Jasa Pahlawan

"Awalnya makam ini tidak terurus dan banyak rumput-rumput ilalang setinggi batu nisan. Alhamdulillah saya bersihkan sampai serapi ini sekarang," ujarnya.

Selama kurun waktu lamanya menjaga makam pahlawan itu, Kembang tidak mendapatkan gaji pokok, baik dari pihak Desa Gunung Petung maupun dari Kecamatan Turen.

"Saya dari awal ikhlas tanpa dibayar. Tapi Alhamdulillah sejak 2019 lalu Departemen Sosial memberikan Rp 750.000,- per 3 bulan sekaligus bantuan beras. Rencananya tahun 2020 ini Rp 1.120.000,- per 3 bulan, tapi belum tahu bakal jadi atau tidak," ungkapnya.

Lantas, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya selama puluhan tahun, dari 1967 itu Kembang biasanya menjadi buruh cangkul atau mendapatkan santunan dari peziarah atau warga.

"Biasanya ada bantuan seikhlasnya dari warga dan peziarah. Selain merawat makam ini biasanya saya bekerja jadi buruh cangkul," jelasnya.

Sejak 2019, ia memang mendapatkan gaji per tiga bulan, tapi terasa tidak layak atas jasanya merawat makam para pahlawan ini sejak 1967.

Kini ada 172 makam di TMP Makam Bahagia ini. Kembang juga setiap hari datang untuk merawat setiap makam dengan bersih.

Baca Juga: Di Hari Pahlawan, 6 Tokoh Perjuangan ini akan Diberikan Gelar Pahlawan Nasional

"Saya merawat di sini setiap hari dari pagi sampai sore, biasanya menyapu dan mencabuti rumput," ucapnya.

Sementara itu, Komandan Koramil (Danramil) 0818/14 Turen, Kapten Inf Yuyud Hadi Purnomo mengakui jasa-jasa Kembang selama ini. Bahkan, setiap kali dirinya datang ke TMP, ia selalu melihat kondisi TMP bersih tanpa ada rumput liar.

"Ya, saya mengenal Pak Kembang. Apapun ceritanya, dia memang berjasa kepada TMP," tuturnya.

Melihat kontribusi Kembang tersebut, Ia berharap Dinas Sosial dan pihak Desa Gunung Petung bisa memberikan bantuan pada keluarga Kembang.

"Tugas untuk perawatan atau memberikan honor penjaga makam adalah pada dinas terkait. Sedangkan koramil hanya pemakaman dengan protokol-protokol kemiliteran," pungkasnya.***(Imron Hakiki/PortalSurabaya.com)

Editor: Suryadi

Sumber: portalsurabaya.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah