Baca Juga: ISIS Serang Penduduk Sipil di Afrika, Puluhan Orang Tewas Dibantai
Akhirnya, pria kelahiran 1930 itu memenuhi permintaan kyai tersebut karena kondisinya sudah cukup memprihatinkan.
"Awalnya makam ini tidak terurus dan banyak rumput-rumput ilalang setinggi batu nisan. Alhamdulillah saya bersihkan sampai serapi ini sekarang," ujarnya.
Selama kurun waktu lamanya menjaga makam pahlawan itu, seperti diberitakan Pikiran Rakyat.com berjudul "Kisah Mbah Kembang, 50 Tahun Jaga Makam Pahlawan Tanpa Digaji karena Diminta Kyai" Kembang tidak mendapatkan gaji pokok, baik dari pihak Desa Gunung Petung maupun dari Kecamatan Turen.
"Saya dari awal ikhlas tanpa dibayar. Tapi Alhamdulillah sejak 2019 lalu Departemen Sosial memberikan Rp 750.000,- per 3 bulan sekaligus bantuan beras. Rencananya tahun 2020 ini Rp 1.120.000,- per 3 bulan, tapi belum tahu bakal jadi atau tidak," ungkapnya.
Lantas, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya selama puluhan tahun, dari 1967 itu Kembang biasanya menjadi buruh cangkul atau mendapatkan santunan dari peziarah atau warga.
Kini ada 172 makam di TMP Makam Bahagia ini. Kembang juga setiap hari datang untuk merawat setiap makam dengan bersih.
"Saya merawat di sini setiap hari dari pagi sampai sore, biasanya menyapu dan mencabuti rumput," ucapnya.
Baca Juga: Habib Rizieq: Arab Saudi Tawarkan Tinggal Selamanya di Sana
Sementara itu, Komandan Koramil (Danramil) 0818/14 Turen, Kapten Inf Yuyud Hadi Purnomo mengakui jasa-jasa Kembang selama ini. Bahkan, setiap kali dirinya datang ke TMP, ia selalu melihat kondisi TMP bersih tanpa ada rumput liar.