Kiwi Aliwarga : Tenaga Kesehatan Harus Paham Kecerdasan Buatan

- 23 November 2020, 18:08 WIB
The Sunny Company for UMG IdeaLab 3 - Startup UMG IdeaLab
The Sunny Company for UMG IdeaLab 3 - Startup UMG IdeaLab /UMH IdeaLab 3/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK –Indonesia telah mulai mengembangkan Vaksin Merah Putih demi mencapai kekebalan massa (herd immunity) dan GeNose, alat deteksi Covid-19 melalui embusan nafas ciptaan UGM. Sejak pandemi melanda, hampir semua negara berlomba-lomba ingin menjadi yang terdepan dan tercepat dalam hal inovasi penanganan Covid-19, seperti Indonesia.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo pada pembukaan perhelatan Artificial Intelligence Summit (AIS) 2020 yang digelar secara daring oleh Kemenristek/BRIN melalui BPPT pada 10-13 November lalu. Presiden juga mengapresiasi para komunitas peneliti yang terus bekerja untuk menemukan obat dan terapi yang efektif bagi pengobatan Covid-19.

"Semua ini membuktikan bahwa kita mempunyai banyak talenta hebat dan siap berkarya untuk kemandirian dan keunggulan bangsa," terang Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Pontianak, Senin 23 November 2020.

Baca Juga: Ribuan Orang di Taiwan Turun ke Jalan Menentang Kebijakan Impor Daging Babi

Kiwi Aliwarga, Managing Partner UMG IdeaLab turut hadir pada gelaran ini. Menjadi salah satu peserta diskusi panel, Kiwi mewakili industri dalam salah satu diskusi bertajuk Program Stranas untuk Bidang Prioritas Kesehatan, Ketahanan Pangan, dan Riset dan Pendidikan.

Dengan melibatkan kolaborasi triple helix antara peneliti, pemerintah, dan industri, diskusi ini menghadirkan Direktur Biz Dev PT Hikari Solusindo Sukses Eko Fajar Prasetyo sebagai moderator, perwakilan BPPT Asril Jarwin, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi, Sekjen Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mochamad Ashari, Wakil Direktur IMERI FKUI Budi Wiweko, dan Managing Partner UMG IdeaLab Kiwi Aliwarga.

Kiwi Aliwarga dalam presentasinya menjelaskan tentang industri teknologi kecerdasan artifisial untuk sektor Prioritas Kesehatan, Ketahanan Pangan, dan Riset dan Pendidikan.

Baca Juga: Agar Diterima Kerja dan Dapat Beasiswa, Ini Tips Sukses Hadapi Psikotes

Menurut Kiwi, tantangan terbesar penerapan kecerdasan artifisial di bidang kesehatan adalah keamanan data pasien, Electronic Health Record (EHR) yang harus digunakan seefisien mungkin, dan pemahaman tenaga kesehatan tentang pentingnya kecerdasan buatan di bidang kesehatan.

“Di bidang pertanian juga sama, kita harus meningkatkan pengetahuan petani tentang teknologi serta mengajak peran generasi muda untuk melakukan pertanian di daerahnya. Hal itu harus didukung infrastruktur yang memadai,” papar Kiwi.

Sementara di bidang edukasi, guru pun diharapkan dapat mengerti AI sehingga dapat melahirkan inovasi. Tak kalah penting adalah etika moral dan transparansi data.

Di akhir sesi diskusi, Kiwi memberikan pandangan untuk kemajuan ekosistem inovasi teknologi Tanah Air dengan melibatkan peran pemerintah, akademisi, dan industri.

Baca Juga: Masih Takut Transaksi Online? Ini 7 Tips dari OJK

Menurutnya, semua pihak harus fokus bergerak membenahi area moral, etika, kepemimpinan, dan implikasi kecerdasan artifisial terhadap umat manusia. Penguatan infrastruktur koneksi internet dan industry knowledge juga mesti segera ditingkatkan.

“Saya sependapat dengan Bapak Mochamad Ashari -Rektor ITS- mengenai pernyataan regulasi diciptakan setelah universitas. Itu dapat diimplementasikan di bidang kesehatan karena berhubungan dengan manusia secara critical. Tapi untuk bidang lain, mestinya industri dahulu, kemudian regulasi, agar kemajuan teknologi tidak terhenti regulasi,” ungkapnya. ***

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x