Baca Juga: Hyundai Staria Resmi Diluncurkan di Indonesia, Desain Eksterior Mirip Pesawat Luar Angkasa
Tangkapan layar dari rekomendasi tersebut dibagikan di Twitter oleh mantan manajer desain konten Facebook Darci Groves.
"Permintaan terus melihat ini tidak dapat diterima," tulis Groves di Twitter yang sepertinya mengarahkan pesan itu ke mantan rekan di Facebook.
“Ini mengerikan," ujarnya.
Seperti diketahui, raksasa media sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg telah menghadapi beberapa kontroversi dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Poco X3 GT Diluncurkan di Timur Tengah dan Asia, Ini Sekilas Spsifikasinya
Pada tahun 2020, ratusan pengiklan menandatangani kampanye Stop Hate for Profit, yang diselenggarakan oleh kelompok keadilan sosial termasuk Liga Anti Pencemaran Nama Baik (ADL) dan Free Press, untuk menekan Facebook agar mengambil langkah nyata guna memblokir ujaran kebencian dan informasi yang salah. Hal tersebut dilakukan, setelah kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd dalam tahanan polisi.
David A Love, seorang jurnalis lepas dan profesor studi media yang berbasis di Philadelphia, juga menuduh bahwa perusahaan Zuckerberg dengan sukarela memungkinkan mendukung kelompok kebencian, nasionalis kulit putih, dan ekstremis sayap kanan.***