Hasil Penelitian Beberkan Matahari akan Mati Seribu Triliun Tahun Kemudian

- 3 Desember 2021, 23:58 WIB
Matahari
Matahari /Alexas_fotos/Pixabay/WARTA PONTIANAK

Namun, jika mengetahui apa yang terjadi pada Tata Surya akan memberi tahun ilmuwan tentang bagaimana alam semesta bisa berevolusi pada skala waktu yang jauh lebih lama dari usianya saat ini yaitu 13,8 miliar tahun.

Baca Juga: Waspada! Begini Modus Penipuan Ambil Alih Akun WhatsApp

Di tahun 1999,  para astronom meramalkan bahwa Tata Surya perlahan-lahan akan runtuh selama setidaknya satu miliar miliar, atau satu triliun tahun.

Mereka menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk resonansi orbital dari planet Jupiter dan Saturnus untuk memisahkan Uranus.

Menurut tim ilmuwan dalam makalahnya, perhitungan ini meninggalkan beberapa pengaruh penting yang dapat mengganggu Tata Surya lebih cepat.

Baca Juga: Ternyata Dua Persoalan Sepele Ini Sering Sebabkan Oli Rembes dari Mesin Motor

Ilmuwan membagikan dua prediksi simulasi tentang kehancuran Tata Surya sebagai berikut:

1. Matahari

Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun , saat mati, Matahari akan membengkak menjadi bola raksasa merah yang akan menelan Merkurius, Venus , dan Bumi. Kemudian Matahari akan mengeluarkan hampir setengah massanya.

Hilangnya massa Matahari ini akan melonggarkan cengkeraman gravitasi di planet-planet yang tersisa, seperti Mars dan planet gas raksasa es seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah