Hasil Penelitian Beberkan Matahari akan Mati Seribu Triliun Tahun Kemudian

- 3 Desember 2021, 23:58 WIB
Matahari
Matahari /Alexas_fotos/Pixabay/WARTA PONTIANAK

WARTA PONTIANAK  - Dalam waktu triliunan tahun ke depan, menurut penelitian matahari akan mati dan menyusut hingga menjadi katai putih atau white dwarf.

Mengutip Science Alert, dalam waktu seribu triliun tahun kemudian, matahari akan gelap dan mati.

Perlahan-lahan akan mengeluarkan panas hingga menjadi bongkahan batu yang dingin, sehingg berdasarkan simulasi baru, hanya dibutuhkan 100 miliar tahun bagi planet yang tersisa untuk meluncur melintasi galaksi, meninggalkan Matahari yang sekarat jauh di belakang.

Baca Juga: Kesal dengan Showroom, Pria Ini Nekat Angkut Sampah Pakai Mobil BMW

Para astronom dan fisikawan telah mencoba memecahkan teka-teki nasib akhir Tata Surya setidaknya selama ratusan tahun setelah Matahari mati.

"Memahami stabilitas dinamis jangka panjang tata surya merupakan salah satu pengejaran astrofisika tertua, menelusuri kembali ke Newton sendiri, yang berspekulasi bahwa interaksi timbal balik antara planet pada akhirnya akan membuat sistem tidak stabil," tulis astronom Jon Zink dari Universitas California, Los Angeles, Konstantin Batygin dari Caltech dan Fred Adams dari University of Michigan dalam makalah baru mereka.

Baca Juga: Kesal dengan Showroom, Pria Ini Nekat Angkut Sampah Pakai Mobil BMW

Tapi prediksi ilmuwan tentang Tata Surya itu lebih rumit dari yang terlihat.  Semakin banyak jumlah benda yang terlibat dalam sistem dinamis, yang berinteraksi satu sama lain, semakin rumit sistem itu tumbuh dan semakin sulit untuk diprediksi. Teori ini disebut masalah atau N-body problem.

Dikarenakan kerumitan ini, tidak mungkin membuat prediksi deterministik atas orbit objek Tata Surya melewati rentang waktu tertentu.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x