Legenda Raksasa Nian Pemakan Manusia Warnai Sejarah dan Asal-usul Perayaan Tahun Baru Imlek

12 Januari 2023, 16:56 WIB
Ilustrasi asal usul perayaan tahun baru Imlek diwarnai dengan legenda raksasa Nian pemakan manusia /Angela Roma/Pexels

WARTA PONTIANAK - Perayaan tahun baru Imlek merupakan perayaan besar dan sakral bagi masyarakat Tionghoa diseluruh dunia. Imlek atau yang lebih dikenal dengan tahun baru China ini identik dengan hiasan ornamen berwarna merah yang menjadi ciri khasnya.

Untuk tahun ini, perayaan tahun baru Imlek akan jatuh pada Minggu 22 Januari 2023 mendatang.

Namun, tahukah anda tentang sejarah perayaan tahun baru Imlek? Dimana, dalam kisahnya diceritakan adanya raksasa pemakan manusia yang bernama Nian.

Baca Juga: Selalu Dihiasi Ornamen Merah, Begini Sejarah Perayaan Tahun Baru Imlek : Mengusir Raksasa Nian

Kisah Imlek dan Legenda Raksasa Nian

Menurut legenda masyarakat Tionghoad, asal-usul perayaan tahun baru Imlek tersebut sudah dimulai sejak zaman Dinasti Zhou yang berkuasa dari tahun 1046–256 SM.

Melansir Tionghoa Info, dikisahkan dahulu kala terdapat seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan, yang bernama Nián (年兽; nián shòu), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan manusia atau penduduk desa setempat.

Untuk melindungi diri mereka dari raksasa Nian, para penduduk desa menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. Dipercaya bahwa dengan melakukan itu, Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan, dan tidak akan menyerang warga atau mencuri ternak dan hasil panen penduduk desa.

Namun, pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa raksasa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah.

Baca Juga: Deretan Makanan Pembawa Keberuntungan yang Wajib Disantap Saat Merayakan Tahun Baru Imlek

Penduduk kemudian menyakini bahwa raksasa Nian takut dengan ornamen yang berwarna merah, sehingga setiap kali menjelang tahun baru Imlek, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan petasan atau kembang api dan aneka bunyi-bunyian seperti gong, genderang dan tambur untuk menakuti Nian tersebut.

Cara-cara pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan tahun baru Imlek. Guò nián (过年), yang berarti “menyambut tahun baru”, yang secara harafiah berarti “mengusir nian”.

Mitos tentang makhluk mitologi Nian ini juga dapat ditemukan dalam buku Jingchu Sui Shi Ji (荊楚歲時記), atau “Catatan kebiasaan tahun baru Jingchu”, yang ditulis oleh Zong Lin (498 – 561) pada jaman Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara (南北朝; 420 – 589).***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler