Network
WARTA PONTIANAK - Mendiang KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur memiliki kisah yang sangat berkesan dengan perayaan tahun baru Cina atau Imlek di tanah air. Peran Presiden RI ke empat dalam perayaan tahun baru Imlek di Indonesia dinilai sangat penting.
Seperti diketahui di tahun ini, tahun baru Imlek jatuh pada Minggu 22 Januari 2023. Khusus di Indonesia, perayaan Imlek tentunya tidak akan lepas dari serpihan sejarah mengingat peranan Gus Dur.
Karena sebelumnya, perayaan Imlek di Indonesia pernah mengalami masa kelam, bahkan mendapat pelarangan pada masa Orde Baru. Semua itu terjadi tepat di saat Soeharto berkuasa sebagai Presiden RI kedua.
Baca Juga: Sedang Viral, Ini Empat Manfaat Permainan Latto-Latto untuk Anak
Namun, saat Gus Dur naik ketampuk kekuasaan sebagai Presiden, ia langsung mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 karena membatasi perkembangan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina.
Gus Dur kemudian menerbitkan Keppres Nomor 6 Tahun 2000. Aturan itu menjadi penerang bagi warga keturunan Tionghoa yang sering mendapatkan sikap rasialis, diskriminatif, dan anti-Tionghoa.
Saat berbicara dalam peringatan tahun baru Imlek ke 2.552 yang digelar oleh Majelis Tinggi Agama Kong Hu Chu Indonesia di Senayan, Minggu, 28 Januari 2001 sila. Ketika itu, Gus Dur tidak setuju dengan perlakuan diskriminatif seperti yang dilakukan pemerintah Orde Baru terhadap keturunan Tionghoa di Indonesia.
Apa yang disampaikan Gus Dur ini sejalan dengan sikapnya yang berani mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 dan menerbitkan Keppres Nomor 6 Tahun 2000.
Baca Juga: Ini Empat Weton yang Bernasib Sial di Tahun 2023 Menurut Primbon Jawa
