Pengertian Stunting: Dampak Jangka Panjang dan Pencegahannya

14 Maret 2024, 15:30 WIB
Ilustrasi stunting /https://rsudblora.blorakab.go.id/

WARTA PONTIANAK – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu panjang, biasanya terjadi pada periode kritis yakni sejak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. 

Asupan nutrisi yang tidak memadai pada masa tersebut  mengganggu perkembangan linear anak, sehingga berdampak pada tinggi badan yang tidak optimal pada saat dewasa nanti.

Penyebab Stunting:

  • Kurang asupan gizi

Ini merupakan penyebab utama. Konsumsi makanan bergizi seimbang oleh ibu hamil, menyusui, dan balita sangat penting.

  • Infeksi berulang:

Anak yang sering mengalami diare, pneumonia, atau infeksi lainnya rentan mengalami stunting.

  • Kelahiran premature

Bayi lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting karena masa tumbuh kembang di dalam kandungan terpotong.

Berat badan lahir rendah (BBLR): Bayi BBLR memiliki cadangan nutrisi yang lebih sedikit sehingga pertumbuhannya bisa terhambat.

Dampak Stunting:

  • Gangguan perkembangan jangka pendek: Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik anak secara keseluruhan. Akibatnya bisa berupa terganggunya kemampuan kognitif dan motorik anak.
  • Dampak jangka panjang: Stunting pada anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah di masa depan.
  • Produktivitas menurun: Stunting berpotensi menurunkan produktivitas dan kemampuan belajar pada anak sehingga dapat berdampak negatif terhadap prestasi pendidikan dan masa depan mereka.

Baca Juga: Kolaborasi, Kunci Entaskan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting di Kayong Utara

Pencegahan Stunting:

  • Peningkatan pengetahuan orang tua: Para calon orang tua dan orang tua perlu dibekali dengan pengetahuan tentang pentingnya asupan gizi yang baik selama kehamilan, menyusui, dan pada masa pertumbuhan anak.
  • perbaikan pola makan: Penuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, menyusui, dan anak dengan makanan bergizi seimbang. Prioritaskan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
  • Sanitasi dan layanan kesehatan: Menjaga kebersihan lingkungan dan akses layanan kesehatan yang baik dapat mengurangi risiko infeksi pada anak.
  • Pemantauan tumbuh kembang anak: Orang tua perlu rutin memantau tumbuh kembang anak dengan membawa anak ke posyandu atau fasilitas kesehatan untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon

Tags

Terkini

Terpopuler