Khutbah Idul Fitri 1443 Hijriyah : Panjatkan Rasa Syukur dan Jadilah Hamba Allah

- 2 Mei 2022, 01:55 WIB
Ilustrasi hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah
Ilustrasi hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Hari ini, Senin 2 Mei 2022 merupakan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah. Seperti kita ketahui, Idul Fitri adalah hari yang mulia dan hari kemenangan. Setelah satu bulan penuh kita beribadah, berpuasa, qiyam, membaca Al-Qur’an Al Kariim, dan kita pertahankan hal itu dari hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya dalam rangka mengikuti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya..” (QS. Al-Baqarah[2]: 185) 

Dan sempurnakan satu bulan penuh. Bukan hanya di hari pertama, di malam pertama, dan kedua. Lalu pada hari ini kita merasakan kegembiraan yang dibalut oleh rasa syukur karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Baca Juga: Sepuluh Ucapan Idul Fitri 1443 Hijriyah dalam Bahasa Jawa, Cocok Dibagikan Lewat WhatsApp

Pagi ini, pekikan takbir dan tahlil menggema di tengah-tengah angkasa dalam rangka bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bersyukur atas apa? Bukan bersyukur karena kita pakai baju yang baru, ataupun karena sebatas menu-menu yang akan kita santap pada pagi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Khususnya di bulan Ramadan, hidayah yang membuat kita berpuasa sebulan penuh, kecuali karena ada udzur. Hidayah yang membuat kita mengkhatamkan Al-Qur’an, dan banyak di antara kita yang ini merupakan pengalaman pertamanya mengkhatamkan Al-Qur’an.

Apakah ini bukan hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala? Hidayah yang membuat kita bisa tarawih dan tahajjud. Tidak pernah terbayang bagaimana misalnya kita bisa tahajjud 1 atau 1,5 juz. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah kepada kita pada tahun ini.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“dan hendaklah kamu (bertakbir) mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Baca Juga: Tata Cara dan Niat Salat Idul Fitri Dilengkapi Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan

Dan bersyukurlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita hidayah, sehingga kita kuat, bisa berpuasa, berdzikir dan bisa mencari lailatul qadr.

Tidak pernah terpikirkan pada tahun-tahun yang lalu bahwa kita bisa mencari lailatul qadr semaksimal tahun ini. Apakah itu bukan hidayah? Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala meminta kita untuk pekikkan takbir, atas hidayah yang telah Dia berikan selama bulan Ramadan.

Tapi anugerah itu sudah berlalu. Ramadan telah usai bersamaan dengan terbenamnya matahari tadi malam. Maka tidak ada lagi puasa sebulan penuh Ramadan mulai hari ini. Tidak ada lagi tarawih dan tahajjud pada hari ini, sebagaimana suasana di bulan Ramadan.

Tidak ada pencarian lailatul qadr, tidak ada lagi suasana sahur dan berbuka yang begitu menyenangkan. Semua sudah berakhir. Tapi yang membuat kita bernafas lega, Rabb kita tidak berakhir. Rabb kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak pernah berakhir.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid[57]: 3)  

Baca Juga: Agar Perjalanan Mudik Lebih Aman dan Lancar, Ini Tips yang Harus Anda Siapkan

Benar, Ramadan telah berakhir. Tapi bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr[15]: 99)

Benar, bulan Ramadhan telah berakhir. Tapi bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr[59]: 22)

Ramadan telah berakhir, tapi Yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak berakhir. Maka kata para ulama,

كونوا ربانيين ولا تكونوا رمضانيين

“Jadilah kalian hamba-hamba Allah dan jangan menjadi hamba Ramadhan.”

Jangan sampai kita gagal paham selama satu bulan kemarin. Sehingga begitu bulan Ramadan berakhir, berakhir juga salat-salat tahajjud kita, infaq-infaq kita, maupun sahur-sahur kita. Padahal di depan kita ada qadha puasa misalnya dan ada puasa-puasa sunnah. Tapi Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berakhir. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita ibadahi di bulan Ramadhan adalah Allah yang di bulan Syawwal, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan sampai Ramadhan tahun depan.

Baca Juga: Turun-temurun Dilakukan Saat Idul Fitri, Ini Makna Tradisi Beroah Masyarakat Melayu di Nanga Tikam

Kalau kita benar-benar menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengapa kita semangat beribadah hanya di bulan Ramadan saja? Maka ulama mengatakan,

ﺑﺌﺲ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ

“Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali hanya di bulan Ramadan saja.”

Mereka tidak sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak rukuk kepada-Nya, dan tidak membaca firman-firman-Nya, kecuali di bulan Ramadan.

Dan bukankah tujuan kita berpuasa bulan Ramadan itu untuk mewujudkan keindahan yang Allah sampaikan di dalam surat Al Baqarah ayat 183?

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan tujuannya, “Agar kalian bertakwa.” Agar kita bertakwa, agar kita mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan ini menjadi konsep kita, pola hidup yang tidak bisa dipisahkan dengan kita.

Bukankah Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

اتق الله حيثما كنت

“Bertakwalah kepada Allah di manapun dan kapanpun Anda berada.” (HR. At Tirmidzi)

Baca Juga: Dijamin Bikin Haru! Ini Lima Ucapan yang Cocok Disampaikan Saat Idul Fitri 2022

Termasuk di dalam dan di luar Ramadan. Dan bukankah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berhenti sampai bulan Ramadan? Bukankah larangan-Nya tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadan? Ibadah kepada-Nya hanya berakhir dengan kematian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr[15]: 99)

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Al-‘Ankabut[29]: 57)

Cepat atau lambat, kita akan menghadapi makhluk yang satu itu, akan ada pengumuman yang diawali dengan; Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un, telah berpulang fulan bin fulan.”

Dan ternyata nama kita yang disebut di pengumuman tersebut. Kita yang dimandikan, dikafankan, diusung, dan kita yang dimasukkan ke dalam kubur. Maka sudah siapkah bekal kita?

Baca Juga: Ceramah Singkat : Empat Kelompok Manusia Berdasarkan Semangat Beramal dan Kesempurnaan Ilmu

Salah satu tujuan Ramadan adalah agar kita punya bekal bertahan selama 11 bulan ke depan sampai -insya Allah- kita bertemu dengan bulan Ramadan tahun depan. Demi Allah, ini tidak mudah. Hari-hari ini tidaklah mudah, kecuali yang Allah Subhanahu wa Ta’ala mudahkan. Hari-hari ke depan tidak mudah, kecuali jika Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan taufik kepada kita.

Bukankah dengan matahari terbenam tadi malam, maka gembong-gembong setan Allah Subhanahu wa Ta’ala lepas kembali? Pintu-pintu neraka yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tutup, maka berlaku pula sebaliknya, sekarang kembali Allah Subhanahu wa Ta’ala buka. Mulai hari ini, gembong-gembong setan mulai kembali beroperasi. Maka bertakwallah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.***

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x