AI Menjamur, Bahaya Laten Menanti, Berikut Ulasannya

- 9 Desember 2023, 00:53 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI
Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI /ThisIsEngineering/Pexels

WARTA PONTIANAK – AI atau Artifical Intelegent merupakan reperesntasi dari keberhasilan umat manusia untuk menduplikasi dan menghadirkan kemampuan manusia, bahkan melebihi manusia itu sendiri melalui sistem ataupun robot.

Ada banyak kemudahan yang didapat saat AI mulai menjamur dan dinormalisasi oleh tatanan sosial. Namun, perlu disadari adalah ada bahaya laten yang mengancam saat AI menjadi "kelewat" pintar.

Berikut Warta Pontianak telah merangkum beberapa prediksi bahaya dari menjamurnya AI dalam tatanan sosial masyarakat.

  1. Rawan Pemalsuan dengan Deep Fake

DeeFake AI adalah website yang memungkinkan semua orang untuk mengubah wajah dan suara di dalam sebuah video.

Saat ini website ini hanya dijadikan sebagai media entertainment bagi anak-anak muda.

Seperti membuat artis K-Pop bernyanyi lagu dangdut koplo atau Metallica dibuat tampil di acara KBS Music Bank.

Di awal perilisan website ini, hampir semua orang bisa segera tahu jika video tersebut merupakan hasil DeepFake.

  1. Manusia Jadi Kehilangan Privasi

Teknologi AI dibuat oleh manusia yang dikembangkan khusus untuk kebaikan manusia.

Namun teknologi ini juga bisa disalahgunakan oleh oknum untuk melakukan tindakan kriminal, seperti meretas server bank atau mengumpulkan data-data masyarakat.

Tidak hanya tindakan kriminal, teknologi ini perlahan mengecilkan ruang lingkup hidup sehingga kita tidak lagi memiliki privasi.

Baca Juga: Ketakutan akan Dampak AI dalam Kehidupan Manusia, Begini Penjelasan Filsuf Teknologi

  1. Pengangguran merajalela dampak maraknya AI

Otomatisasi pekerjaan yang didukung AI menjadi perhatian mendesak karena teknologi ini diadopsi di industri seperti pemasaran , manufaktur , dan layanan kesehatan.

Pada tahun 2030, tugas-tugas yang memakan waktu hingga 30 persen dari jam kerja saat ini di perekonomian AS dapat diotomatisasi – dengan karyawan kulit hitam dan Hispanik menjadi sangat rentan terhadap perubahan tersebut – menurut McKinsey.

Goldman Sachs bahkan menyatakan 300 juta pekerjaan penuh waktu bisa hilang karena otomatisasi AI.

Baca Juga: Perusahaan Induk TikTok Rekrut Tim AI Untuk Penemuan Obat

  1. Manipulasi Sosial dari Algoritma AI

Manipulasi sosial juga merupakan bahaya dari kecerdasan buatan. Ketakutan ini menjadi kenyataan ketika para politisi mengandalkan platform untuk mempromosikan sudut pandang mereka, salah satu contohnya adalah Ferdinand Marcos, Jr., yang menggunakan pasukan troll TikTok untuk menjaring suara generasi muda Filipina pada pemilu Filipina tahun 2022. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah