Konferensi Meja Bundar (KMB): Menjelajahi Sejarah Diplomasi Menuju Kemerdekaan Indonesia

- 19 Februari 2024, 23:30 WIB
Konferensi Meja Bundar, di Den Haag, tahun 1949.
Konferensi Meja Bundar, di Den Haag, tahun 1949. /Koninklijke Verzamelingen/

WARTA PONTIANAK – Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah konferensi yang diadakan di Den Haag, Belanda, dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949.

KMB diadakan untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda mengenai kemerdekaan Indonesia.

Peserta KMB terdiri dari delegasi Indonesia, Belanda, dan Uni Indonesia (gabungan negara-negara bagian di Indonesia).

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Perdana Menteri Willem Drees.

Hasil KMB

Hasil KMB yang paling penting adalah pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia. Belanda juga menyerahkan kedaulatan atas Irian Barat kepada Indonesia, yang akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.

Dampak KMB

KMB merupakan tonggak sejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari perjuangan panjang rakyat Indonesia.

KMB juga membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi negara yang berdaulat dan diakui oleh dunia internasional.

Baca Juga: Ketua KPK Perintahkan Jajarannya Tak Umumkan Tersangka Sebelum Konferensi Pers

Kontroversi KMB

Meskipun KMB merupakan tonggak sejarah penting, terdapat beberapa kontroversi terkait konferensi ini. Salah satu kontroversi adalah mengenai Irian Barat, yang baru diserahkan kepada Indonesia pada tahun 1963.

Kesimpulan

KMB merupakan konferensi yang penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Meskipun terdapat beberapa kontroversi, KMB tetap merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x