WARTA PONTIANAK - Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia atau The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) menggelar Konferensi Nasional Jurnalis Lingkungan Hidup (KNJLH+) "Darurat Krisis Iklim: Perkuat Jurnalisme Lingkungan di Tengah Krisis" pada 19 - 22 Januari 2023 di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat.
Konferensi ini untuk menjawab tantangan tiga problem utama yang telah menimbulkan dampak mengerikan dan kerugian pada hajat hidup masyarakat, yakni perubahan iklim, polusi, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
Laporan Konvensi Kerangka Kerja PBB Tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada 2022 menyebutkan, masalah polusi telah menyebabkan 4,2 juta kematian manusia setiap tahun.
Baca Juga: Kesultanan Pajang Gelar Acara Jamasan Pusaka dan Bersih Lingkungan
Indonesia termasuk ke dalam 10 negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia oleh World Research Institution yang berbasis di Washington.
Tercatat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan di Tanah Air sebesar 965,3 MtCO2e atau setara dua persen emisi dunia. Sumber emisi tertinggi berasal dari deforestasi dan kebakaran hutan gambut yang kemudian diikuti oleh emisi dari pembakaran bahan bakar fosil untuk sumber energi.
Bencana iklim juga terbilang tinggi di Indonesia. Selama 2022 telah terjadi 3.531 kejadian bencana berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang didominasi bencana iklim hidrometeorologi.
Dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi mendatangkan kerugian hingga Rp544 triliun (2020-2024) bila tidak ada intervensi kebijakan menurut Bappenas.
Baca Juga: Mahupiki Gelar Sosialisasi KUHP Baru di Kota Pontianak