Badan Antariksa Eropa Habiskan Rp1,4 Triliun untuk Buang Satu Puing Sampah Luar Angkasa

30 November 2020, 05:30 WIB
ILUSTRASI sampah luar angkasa yang mengitari atmosfer Bumi.* //Pixabay /

WARTA PONTIANAK - Badan Antariksa Eropa (ESA) menyepakati nilai kontrak sebesar 102 juta dolar AS atau setara Rp1,4 triliun dengan perusahaan asal Swiss bernama ClearSpace SA hanya untuk membuang satu bagian dari puing-puing sampah luar angkasa yang berada di orbit Bumi

Sebagaimana diberitakan pikiran-rakyat.com dalam artikel Cuma Buang Satu Puing Sampah Luar Angkasa, Badan Antariksa Eropa Habiskan Rp1,4 Triliun yang dikutip dari Universe Today, puing sampah luar angkasa itu memang tampak lebih besar yakni adaptor muatan Vega Secondary Payload Adapter (Vespa) yang memiliki berat 112 kilogram (247 pon).

Sebelumnya menjadi puing di luar angkasa, alat itu awalnya diluncurkan untuk merilis satelit pada tahun 2013. Tapi sejak saat itu telah melayang tanpa tujuan di sekitar Bumi, seperti banyak sampah luar angkasa terlantar lainnya.

Jenis kontrak ini juga yang pertama dari jenisnya, dan sebagian besar biaya proyek dialokasikan untuk mengembangkan teknologi yang belum teruji.

Baca Juga: Ilmuan Nuklinya Dibunuh, Iran Murka dan Serukan Balas Dendam Israel

Sampah luar angkasa itu berpotensi menyebabkan masalah besar bagi pesawat yang mencoba meninggalkan gravitasi Bumi, bahkan mungkin menyebabkan serangkaian peristiwa bencana yang dikenal sebagai Sindrom Kessler.

Sebelum situasi mencapai titik kritis itu, banyak tim telah memulai pengembangan teknologi untuk menangkap atau membuang sampah luar angkasa. Kontrak dengan ClearSpace menjadi yang pertama dari banyak kontrak serupa yang akan diperlukan.

Menariknya, meski dengan kontrak senilai jutaan dolar AS, ClearSpace masih membutuhkan investasi luar untuk menutupi biaya misi penuh.

Perusahaan, yang merupakan spin-off dari Ecole Polytechnique Federale de Lausanne (EPFL), juga akan sangat terlibat dengan para ahli di ESA untuk membantu merencanakan dan melaksanakan misi penting ini.

Baca Juga: Seorang ABK yang Terjun Kelaut karena Kapalnya Dirampok Ditemukan Tewas

Teknologi yang akan digunakan Clearspace adalah jaring yang jatuh ke satelit. Beberapa perusahaan lain memiliki berbagai teknologi berbeda yang sedang dikembangkan, termasuk konsorsium RemoveDEBRIS di Inggris dan Astroscale di Jepang.

Teknologi mana pun yang terbukti paling efektif, akan membutuhkan peningkatan skala besar-besaran untuk mengatasi ukuran masalah sampah luar angkasa yang terus berlanjut ini.***

Editor: Suryadi

Sumber: Pikiran Rakyat Universe today

Tags

Terkini

Terpopuler