Network
WARTA PONTIANAK - Pemerintah Korea Selatan memerintahkan penutupan sekolah di Ibu Kota Seoul dan sekitarnya mulai Selasa 15 Desember 2020, seiring dengan lonjakan kasus COVID-19 yang memunculkan kondisi terburuk melebihi puncak wabah di negara itu pada Februari lalu.
Sekolah di wilayah ibu kota akan beralih ke pembelajaran secara daring hingga akhir bulan ini, demi meningkatkan upaya pembatasan jarak sosial yang sejauh ini justru tak berhasil membalikkan keadaan infeksi tinggi tersebut.
Dilansir dari Antara, Senin 14 Desember 2020, penutupan sekolah itu merupakan suatu langkah menuju penerapan aturan pembatasan jarak sosial fase III yang diperkirakan akan membuat Korea Selatan menutup negaranya.
Baca Juga: Warga Kanada Mulai Divaksin, PM Trudeau: Perjuangan Kita Lawan Covid-19 belum berakhir
Di bawah aturan karantina wilayah fase III, hanya pekerja sektor esensial yang diizinkan bekerja di kantor dan pertemuan sosial dibatasi untuk kurang dari sepuluh orang.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun menyebut bahwa langkah seperti itu memerlukan kajian yang teliti, mengingat pemerintah juga mendapatkan tekanan agar melakukan langkah lainnya untuk menghentikan kenaikan kasus.
"Pemerintah tidak akan ragu mengambil keputusan untuk naik ke fase III jika memang hal itu dianggap perlu, karena harus pula mempertimbangkan opini dari kementerian yang terkait, pemerintah daerah, serta para pakar," kata Chung dalam sebuah rapat dengan pejabat kesehatan, dikutip dari transkrip resmi.
Baca Juga: Bahrain Izinkan Vaksin Covid-19 dari China Masuk Negaranya
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDA) pada Senin mencatat sebanyak 718 kasus baru COVID-19, turun dari rekor pertambahan harian sebesar 1.030 di hari sebelumnya. Dari kasus baru tersebut, sebanyak 682 di antaranya adalah penularan lokal.
