Pesawat Sriwijaya Jatuh, Media Asing Sorot Maskapai Indonesia Berbiaya Rendah dan Buruknya Perawatan

- 10 Januari 2021, 10:11 WIB
Sejumlah prajurit TNI AL melakukan persiapan di atas geladak KRI Teluk Gilimanuk-531 untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang.
Sejumlah prajurit TNI AL melakukan persiapan di atas geladak KRI Teluk Gilimanuk-531 untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. /Antara Foto/M Risyal Hidayat/

WARTA PONTIANAK - Peristiwa kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 yang diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021 sore menjadi sorotan media asing.

Salah satu media asal Amerika Serikat, The New York Times (NYT) menyebutkan sektor penerbangan Indonesia sebagai negara berkembang diganggu kecelakaan dan penyimpangan keselamatan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Turki Ungkap Kesedihan Terkait Pesawat Jatuh di Indonesia: Kami Mendoakan dengan Rahmat Allah

"Karena maskapai penerbangan Indonesia, terutama maskapai penerbangan berbiaya rendah berkembang pesat hingga mencakup nusantara yang luas, industri penerbangan domestik telah dirusak oleh perawatan pesawat yang buruk dan kepatuhan terhadap standar keselamatan," tulis The New York Times, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com pada Minggu 10 Januari 2021.

NYT juga menyebutkan selama bertahun-tahun, maskapai penerbangan ternama Indonesia dilarang terbang ke Amerika Serikat dan Eropa oleh regulator negara tersebut.

Sriwijaya Air, seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Media Asing Soroti Musibah Sriwijaya Air: Maskapai Indonesia Berbiaya Rendah dan Buruknya Perawatan" yang merupakan maskapai terbesar ketiga di Indonesia dan mulai beroperasi pada tahun 2003, sebelumnya belum pernah mengalami kecelakaan fatal.

Kecelakaan Sriwijaya Air juga akan menjadi catatan buruk bagi produsen pesawat terbang Boeing.

Baca Juga: Kapten Afwan, Pilot Pesawat Sriwijaya Ini Sering Berikan Tausiah, Tinggalkan Istri dan 3 orang Anak

Pasalnya dua tahun lalu, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 juga jatuh pada 2018 di perairan Karawang, Jawa Barat. Pesawat jenis Boeing 737 Max ini menewaskan 189 penumpang dan awak.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x