Network
WARTA PONTIANAK - Pemerintah Australia, meyakinkan masyarakatnya mengenai kemanjuran vaksin COVID-19 AstraZeneca, setelah Afrika Selatan menangguhkan penggunaannya karena data menunjukkan bahwa vaksin itu memberikan perlindungan terbatas dari virus varian baru.
Merujuk pada data yang menunjukkan vaksin AstraZeneca kurang efektif hingga 22 persen terhadap COVID-19 ringan-sedang, Afrika Selatan pada Minggu 7 Februari 2021, menyatakan akan menunda penggunaan vaksin AstraZeneca.
Namun, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt menyebut vaksin itu efektif untuk tujuan utamanya.
Baca Juga: Peneliti di Afrika Selatan Nyatakan Vaksin AstraZeneca Miliki Perlindungan Minimal
"Saat ini belum terdapat bukti yang mengindikasikan pengurangan efektivitas, baik vaksin AstraZeneca ataupun Pfizer, dalam mencegah sakit yang parah dan kematian. Itu adalah tugas dasarnya, untuk melindungi yang sehat," kata Hunt kepada media, dilansir dari Antara, Senin 8 Februari 2021.
Australia diperkirakan akan menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca dalam beberapa hari mendatang.
Pada Januari, otoritas negara itu telah memberikan izin penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech, setelah mengamankan dosis yang cukup bagi kurang dari separuh populasinya -- namun pengiriman vaksin masih tertunda.
Baca Juga: Puluhan Juta Vaksin dari AstraZeneca Akan Diterima Indonesia Beberapa Bulan Lagi
Menurut rencana, Australia akan mulai menggunakan vaksin Pfizer pada bulan ini, sekalipun pemerintah berharap program vaksinasi dilakukan juga dengan vaksin AstraZeneca.
Negara itu telah memesan sebanyak 53 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang sebagian besar akan diproduksi secara lokal oleh perusahaan CSL.
Baca Juga: Pertama Kalinya! Afganistan Terima 500 Ribu Vaksin AstraZeneca Dari India
Bagaimanapun, Australia berada di bawah tekanan untuk memulai vaksinasi COVID-19 setelah dinilai berhasil menekan penyebaran virus. Pada Senin, hanya ada satu kasus infeksi lokal yang dilaporkan terjadi.
Baca Juga: Pertama Kalinya! Afganistan Terima 500 Ribu Vaksin AstraZeneca Dari India
Sejauh ini, Australia mencatat hanya lebih sedikit dari 28.800 kasus COVID-19 disertai 909 kematian.***
