Pertama Kalinya! Afganistan Terima 500 Ribu Vaksin AstraZeneca Dari India

- 7 Februari 2021, 20:22 WIB
Ilustarasi Vaksin Covid 19
Ilustarasi Vaksin Covid 19 /Pixabay/torstensimon

WARTA PONTIANAK - Afghanistan untuk pertama kalinya menerima 500.000 dosis vaksin AstraZeneca dari India pada Minggu, tetapi masih menunggu persetujuan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaannya.

Kepala program imunisasi Kementerian Kesehatan Afghanistan Ghulam Dastagir Nazari mengatakan vaksin tersebut akan disimpan di Kabul sampai izin penggunaan darurat diterima, yang diharapkan memakan waktu satu minggu.

"Proses sertifikasi (WHO) sedang berlangsung dan mudah-mudahan seminggu selesai dan proses vaksinasi akan dimulai di 34 provinsi," kata Nazari, dilansir dari Antara, Minggu 7 Februari 2021.

Baca Juga: Beberapa Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Vaksin Covid-19

Nazari menjelaskan bahwa petugas kesehatan, anggota pasukan keamanan, guru dan pegawai pemerintah akan menerima vaksin terlebih dahulu.

Vaksin tersebut diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), yang memproduksi vaksin AstraZenecca/Oxford University untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Pemerintah Afghanistan telah melatih 1.000 orang untuk memberikan vaksin dari 3.000 orang yang akan dibutuhkan untuk menjalankan program vaksinasi.

Baca Juga: Peneliti Sebut Orang Tidak akan Meninggal Setelah di Suntik Vaksin Covid-19

Selain India, Nazari mengatakan China juga berencana mengirim 200.000 dosis vaksin COVID-19.

Pejabat kesehatan setempat menyatakan bahwa program COVAX, yang bertujuan meningkatkan akses ke vaksin COVID-19 bagi negara-negara berkembang, akan menyediakan vaksin bagi maksimal 20 persen dari total 38 juta penduduk Afghanistan.

Afghanistan mencatat 55.335 kasus COVID-19 dan 2.410 kematian akibat penyakit itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: 10 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Biofarma Sore Ini

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendaftarkan vaksin COVID-19 Pfizer dan BioNTech untuk penggunaan darurat pada 31 Desember ketika berusaha mempercepat vaksinasi di negara berkembang, yang sangat tertinggal dibandingkan di negara-negara barat.

Seorang pejabat regional WHO mengatakan kepada Reuters minggu ini bahwa mereka sedang melihat lokasi produksi vaksin AstraZeneca dan berharap dapat membuat keputusan tentang penggunaan darurat dalam beberapa minggu.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x