Bergantung dengan Tenaga Kerja asal Indonesia, Hasil Minyak Sawit di Malaysia Anjlok

- 23 April 2021, 15:25 WIB
Foto ilustrasi kelapa sawit.*
Foto ilustrasi kelapa sawit.* /Pixabay /Ralph

WARTA PONTIANAK - Hasil produksi perkebunan kelapa sawit di Malaysia mengalami penurunan yang sangat signifikan, hal tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar di sektor perkebunan negeri Jiran itu.

Baca Juga: Awas! Nunggak BPJS Kesehatan akan Dikenakan Denda Pelayanan

Menurut Malaysian Estate Owners Association (MEOA), Hal tersebut terjadi karena kurangnya tenaga kerja yang dihadapi oleh perkebunan kelapa sawit Malaysia, dan menyebabkan hasil tandan buah segar (TBS) nasional menurun lebih jauh tahun ini.

Dikutip Warta Pontianak dari MPOC, Malaysia mencatat hasil TBS sebesar 16,73 ton minyak per hektar tahun lalu dibandingkan dengan 17,19 ton pada tahun 2018 dan 17,89 ton pada tahun 2017.

Indikator menuliskan, penghasilan TBS di Malaysia mencapai puncaknya pada tahun 2017 sebelum tren menurun saat ini karena pandemi Covid-19.

“Kita harus mencapai 25 sampai 26 ton/ha dengan bahan tanam yang kita punya. Melihat hasilnya, jelas ada yang salah,”kata Jeffrey Ong, mantan presiden MEOA.

Masalah yang sedang dihadapi perkebunan sawit Malaysia adalah buahnya tidak dipanen, karena perkebunan kelapa sawit sangat bergantung pada pekerja asing, terutama tenaga kerja asal Indonesia.

Baca Juga: Harga TBS di Sumut Periode 23 – 27 April 2021, Sawit Umur 10 hingga 20 Tahun Naik Rp39,55 Per Kg

Sejak dimulainya pandemi Covid-19, banyak tenaga kerja asal Indonesia yang kembali pulang dan lebih memilih mencari pekerjaan di dalam negeri.

Perkebunan kelapa sawit Malaysia kini sedang berjuang dengan kekurangan tenaga kerja karena pembekuan berkepanjangan pada perekrutan oleh pemerintah karena Covid-19, sementara penduduk setempat menghindari bekerja di perkebunan.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah