India Banjir Kematian Akibat Covid, Krematorium Ikut Penuh

- 23 April 2021, 22:10 WIB
Ilustrasi WN India eksodus ke Indonesia di tengah lonjakan kasus Covid 19 di negaranya
Ilustrasi WN India eksodus ke Indonesia di tengah lonjakan kasus Covid 19 di negaranya /pixabay/caniceus

WARTA PONTIANAK - Warga Delhi Nitish Kumar terpaksa menyimpan jasad ibunya di rumah selama hampir dua hari sambil mencari ruang di krematorium kota tersebut. Ini menjadi sebuah tanda banjir kematian di ibu kota India tempat kasus COVID-19 mengganas.

Kamis kemarin, Kumar mengkremasi ibunya, yang meninggal karena COVID-19, di tempat kremasi massal darurat di sebuah tempat parkir sebelah krematorium di Seemapuri, timur laut Delhi.

"Saya mencari ke sana-sini tetapi semua krematorium mempunyai berbagai alasan, salah satunya kehabisan kayu," kata Kumar, dengan masker di wajahnya, dilansir dari Reuters, Jumat 23 April 2021.

India mencatat jumlah kasus harian COVID-19 tertinggi di dunia yakni 314.835 kasus pada Kamis 22 April 2021, dengan gelombang kedua pandemi menghancurkan infrastruktur kesehatan yang lemah. Di Delhi saja, di mana rumah sakit mengalami krisis pasokan oksigen, lonjakan kasus harian COVID-19 mencapai 26.000.

Baca Juga: Varian Baru Corona B1617 di India, Pakar: Gejalanya Air Liur Kering

Mereka yang kehilangan orang terkasih di ibu kota India, tempat 306 orang meninggal karena COVID-19 dalam sehari, beralih ke fasilitas darurat yang melakukan penguburan massal dan kremasi lantaran krematorium kewalahan.

Jitender Singh Shunty, penyedia layanan medis Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal, mengatakan hingga Kamis malam 60 jasad telah dikremasi di fasilitas darurat di lapangan parkir dan 15 jasad lainnya masih menunggu.

"Tak seorang pun di Delhi pernah menyaksikan pemandangan demikian. Anak-anak yang berusia 5 tahun, 15 tahun, 25 tahun sedang dikremasi. Pengantin baru dikremasi. Berat untuk melihatnya," ungkap Shunty dengan mata berkaca-kaca.

Shunty, yang mengenakan alat pelindung dan sorban kuning cerah, mengatakan tahun lalu selama puncak gelombang pertama COVID-19 jumlah maksimal jasad yang ia bantu kremasinya adalah 18 jasad sehari, dengan rata-rata 8-10 per hari.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x