Ini dilakukan Tiongkok setelah Presiden Sri Lanka Gotabhaya Rajapaksa meminta bantuan dari delegasi Tiongkok yang berkunjung untuk menyangkal persepsi bahwa mega proyek yang didanai Beijing adalah 'perangkap utang'.
Tiongkok menganggap Sri Lanka sebagai penghubung penting dalam inisiatif pembangunan infrastruktur global 'Belt and Road' yang masif dan telah memberikan pinjaman miliaran dolar untuk proyek-proyek negara itu selama dekade terakhir.
Proyek tersebut meliputi pelabuhan laut, bandara, kota pelabuhan, jalan raya dan pembangkit listrik.
Baca Juga: PM Armenia Kirim Istri dan Anaknya ke Medan Perang Melawan Azerbaijan
Kritikus seperti AS mengatakan bahwa proyek yang didanai Tiongkok tidak layak secara finansial dan Sri Lanka akan menghadapi kesulitan dalam membayar kembali pinjaman.
Menjelang kedatangan Pompeo di ibukota Kolombo, Kedutaan Besar Tiongkok di Sri Lanka mengecam kunjungannya dengan menuduh salah satu pembantu utamanya membuat ancaman yang tidak dapat diterima terhadap negara itu.
Dalam komentar tersebut, diplomat tertinggi AS untuk Asia Selatan, Dean Thompson, memperingatkan Sri Lanka tentang bahayanya mengizinkan Tiongkok mendapatkan pijakan di pulau itu.
“Kami mendesak Sri Lanka untuk membuat keputusan yang sulit tetapi perlu untuk mengamankan kemandirian ekonominya demi kemakmuran jangka panjang, dan kami siap untuk bermitra dengan Sri Lanka untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonominya,” kata Thomson.***