Walikota Pontianak Kukuhkan Satgas Pembatasan Sosial Berbasis Komunitas

12 November 2020, 14:10 WIB
Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono /Margius/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Memperingati Hari Kesehatan Nasional 12 November tahun 2020, Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengukuhkan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pembatasan Sosial Berbasis Komunitas secara simbolis di halaman parkir Pasar Flamboyan, Kamis 12 November 2020. 

Komunitas yang dilibatkan dalam Satgas tersebut diantaranya berasal dari RT/RW, pelaku usaha warung kopi, restoran, rumah makan, hotel, pendidikan, rumah ibadah dan lainnya.

Satgas Covid-19 Pembatasan Sosial Berbasis Komunitas ini mempunyai tugas dalam mengawasi, mengendalikan dan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Pontianak.

Baca Juga: Jubir Satgas Covid-19: Vaksin Menstimulasi Imunitas Tubuh

"Langkah ini sebagai upaya bagaimana mereka bisa menjaga lingkungannya agar terbebas dari Covid-19," ujarnya usai mengukuhkan Satgas Covid-19 pembatasan sosial berbasis komunitas yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional.

Edi menilai keterlibatan komunitas dalam Satgas ini merupakan upaya pengendalian dan pencegahan hingga tingkat terkecil.

Di tingkat RT/RW, Satgas Covid-19 yang terbentuk berjumlah 3.207. Demikian pula komunitas warung kopi, hotel, restoran, rumah makan dan sebagainya.

Baca Juga: Satgas Covid Kembali Berlakukan Pembatasan Aktivitas Masyarakat di Kota Pontianak

"Kita harus optimis satgas ini bisa mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Pontianak," ucapnya.

Menurutnya, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini dibutuhkan keterlibatan seluruh pihak. Sebab jika hanya dilakukan oleh Satgas Covid-19 tanpa adanya kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, maka hal itu akan sia-sia.

"Oleh sebab itu pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata Edi.

Dikatakannya, memang saat ini masyarakat sudah mengetahui bagaimana menerapkan protokol kesehatan. Hanya disayangkannya masih ada segelintir masyarakat yang tidak disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. Masalah disiplin dan kebiasaan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan harus menjadi perhatian semua pihak.

Baca Juga: 13 Jemaah Umrah Asal Indonesia Positif Covid-19, Arab Saudi Lakukan Karantina dan Sweb Test

"Sehingga harus terus diingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan," imbuhnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu menjelaskan, pembatasan sosial berbasis komunitas adalah model pemberdayaan masyarakat dalam berpartisipasi untuk pemberantasan penyakit.

"Pembentukan ini bukan merupakan salah satu hal yang baru dalam dunia kesehatan, misalnya dalam pengendalian penyakit demam berdarah ada Juru Pemantau Jentik (Jumantik)," jelasnya.

Dengan adanya pengukuhan ini, masing-masing komunitas memiliki satgas yang bertugas mengawasi perilaku orang-orang yang ada dalam komunitasnya masing-masing.

Baca Juga: Turki Berminat Produksi Vaksin Covid-19 Temuan Rusia

"Konsep dari komunitas ini diantaranya tersedianya sarana dan prasarana protokol kesehatan dan ada yang memberikan teguran bagi siapapun yang berada dalam komunitas itu yang melanggar protokol kesehatan," terang Sidiq.

Selain itu, dalam melakukan langkah mitigasi, satgas yang terbentuk ini bisa mengambil langkah-langkah pencegahan apabila ada anggota komunitas yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Tujuannya agar jangan sampai menular ke anggota lainnya," tuturnya.

Sidiq menambahkan, beberapa waktu ke depan pihaknya juga akan memberikan pelatihan kepada satgas yang ada di setiap komunitas terkait bagaimana merancang mitigasi risiko dan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Baca Juga: Vanuatu Umumkan Tak Lagi Bebas Covid-19

Diakuinya, langkah ini memang cukup sulit karena menyangkut perilaku dan kesadaran masing-masing.

"Akan tetapi hal ini harus tetap dibangun agar pemberantasan dan pencegahan penyebaran Covid-19 bisa optimal," pungkasnya. ***

Editor: Yuniardi

Tags

Terkini

Terpopuler