Ekonomi di Masa Pandemi Jadi Faktor Meningginya Angka Kekerasan Anak di Kalbar

- 17 November 2020, 16:45 WIB
ILUSTRASI. Tindak kekerasan terhadap anak
ILUSTRASI. Tindak kekerasan terhadap anak /PIXABAY/Alexa/WARTA PONTIANAK

WARTA PONTIANAK - Angka kekerasan terhadap anak di Kalimantan Barat masih tinggi. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini.

Terhitung sejak Januari hingga Oktober 2020, Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar mencatat ada 348 pengaduan dan non pengaduan yang diterimanya.

Baca Juga: Arni Ajak Penyintas Kekerasan Seksual Berani Berbicara

Menurut Komisioner KPPAD Kalbar, Tumbur Manalung, tingginya angka kekerasan terhadap anak di Kalbar disebabkan karena melemahnya perekonomian di masa pandemi.

“Faktor ekonomi yang menurun di masa pandemi yang membuat tingginya tingkat emosional seseorang,” ujar Tumbur, Selasa 17 November 2020.

Baca Juga: Angka Kekerasan Terhadap Anak di Kalbar Masih Tinggi

Sehingga, kata dia, hal tersebut menjadi faktor orang-orang melakukan kekerasan fisik terhadap anak.

Ia menjelaskan, untuk bulan Oktober ini saja ada 31 pengaduan yang diterima. Dari angka tersebut, terbagi menjadi 29 pengaduan dari Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) sebagai korban dan dua pengaduan ABH sebagai pelaku.

Baca Juga: Dampingi PD, KPPAD Keluarkan Surat Perlindungan Khusus

29 ABH sebagai korban, kata Tumbur, rata-rata didominasi oleh kekerasan fisik dan seksual yang dialami oleh anak. ***

Editor: Ocsya Ade CP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x