Tagar Tolak Divaksin Sinovac Trending di Twitter

12 Januari 2021, 14:08 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Pixabay/Torstensimon

WARTA PONTIANAK - Sehari pasca Badan POM (BPOM) RI terbitkan izinnya, Tagar 'Tolak Divaksin Sinovac' jadi trending di media sosial twitter hari ini, Selasa, 12 Januari 2021,

Hingga saat artikel ini ditulis, tagar 'Tolak Divaksin Sinovac' sudah dicuitkan sebanyak 7.253 kali.

Padahal, pada Senin, 11 Januari 2021 kemarin, Kepala BPOM RI, Penny Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP., melalui konferensi pers "Emergency Use Authorization (EUA) Vaksin Covid-19" telah menerbitkan izin penggunaan vaksin CoronaVac dalam keadaan darurat.

Baca Juga: Langkah Cepat MUI dan BPOM Keluarkan Izin Darurat Vaksin Covid-19 Sinovac Tuai Pujian

 

"Vaksin CoronaVac ini memenuhi persyaratan untuk dapat diberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergensi," kata Penny K. Lukito dalam konferensi persnya.

Diketahui, seperti diberitakan Seputar Tansel berjudul "Tagar Tolak Divaksin Sinovac Trending di Twitter Sehari Pasca BPOM RI Terbitkan Izinnya, Ada Apa?" tingkat efikasi vaksin tersebut mencapai 65,3 persen untuk mencegah penularan Covid-19.

"Oleh karena itu, pada hari ini, Senin, 11 Januari 2021 Badan POM memberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergensi (emergency use authorization) untuk vaksin Covid-19 yang pertama kali kepada vaksin CoronaVac produksi Sinovac Biotech Incorporation yang bekerja sama dengan PT Biofarma," sambungnya.

Meski begitu, beberapa netizen mempertanyakan akurasi vaksin buatan Sinovac Biotech tersebut.

"Vaksin Sinovac sangat rendah efektivitasnya yang cuma 65,3% dalam mencegah Covid-19 dibanding merk lain bisa 90-95%. Inilah alasan kenapa masyarakat ada yang #TolakDivaksinSinovac," tulis akun twitter @demokrasiambyar pada Selasa, 12 Januari 2021.

"BPOM sudah mengumumkan hasil sementara uji klinis fase 3 vaksin Sinovac di Indonesia, memiliki efikasi 65,3%. Berarti belum 100%. Kemungkinan 35% masih terkena Covid-19! Semua menolak vaksin," tulis akun @_z3l1n3_

Baca Juga: Sebelum di Vaksin, Ada 16 Pertanyaan yang Diajukan Petugas, Cek Disini

 

"Cuma 65%. Kenapa ga dipake yang 95%?" tulis akun twitter yang lain, @Ramadhan67898570.

Sementara itu, sebagian netizen lainnya mempertanyakan kebijakan negara untuk mewajibkan vaksinasi pada warganya.

Padahal, diketahui dari sebuah sumber, World Health Organization (WHO) pun tidak setuju negara wajibkan vaksinasi corona.

 

"Sementara WHO tidak setuju negara mewajibkan suntik vaksin corona," tulis akun @dede_afreid.

"Lucu lucu. Kenapa ga mereka yang paling percaya dan paling takut Covid-19 aja yang divaksin, yang ga mau mah biarin logikanya kalau terinfeksi virus risiko kami sendiri," tulis @emillllllf.

Sebelumnya, dijelaskan oleh Penny bahwa penerbitan izin penggunaan vaksin CoronaVAc buatan Sinovac Biotech ini dilakukan setelah adanya berbagai rekomendasi oleh para ahli seperti Anggota Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI, dan Ahli epidemiologi.

 

Selain itu, juga telah dilakukan evaluasi dan diskusi secara komprehensif terhadap data dukung dan bukti ilmiah yang menunjang aspek khasiat, serta keamanan mutu dari vaksin.

Penny menegaskan bahwa pihaknya selalu menjunjung tinggi kehati-hatian, integritas dan independensi, serta tranparasi dalam mengambil kebijakan.

Baca Juga: HUT PDI Perjuangan ke 48, Cornelis Imbau Patuhi Prokes dan Sosialisasikan Vaksin Covid-19

Hal tersebut harus dilakukan untuk terus melindungi kesehatan dan jiwa masyarakat Indonesia.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Seputar Tangsel

Tags

Terkini

Terpopuler